Jikalau program/acara untuk anak muda pun sebagai sisipan juga tidak masalah, tapi tetap yang utama program/acara all segmen tersebut dapat dijalankan untuk mengejar rating radio.
Dengan all segmen radio seperti ini yang cenderung acaranya untuk orang dewasa, klien yang mempromosikan produk/jasanya juga mengikuti yaitu biasanya produk obat-obatan, kuliner, talkshow kesehatan, dan lain-lain.
Kita juga dapat melihat beberapa radio berhenti mengudara tersebut segmen radionya apa, dan rata-rata yang berhenti mengudara adalah segmen radio anak muda.
Hal tersebut disebabkan anak muda sudah banyak pilihan hiburan di era digital, sementara orang dewasa yang pernah merasakan kejayaan radio pada masanya tetap antusias menjaga radio tetap jaya di udara pada wilayah masing-masing.
Namun, biasanya tergantung populasi suatu area dan berapa banyak saingan radio di tiap kota. Karena untuk tetap berdiri/berjaya, meskipun bukan yang pertama, tapi setidaknya kita harus menjadi satu-satunya (pilihan) di daerah tersebut.
Dan yang sangat disayangkan adalah mengenai survei atau rating radio yang tidak menyeluruh.
Sejauh ini yang saya lihat tiap ada survei tentang keradioan, sampel yang diambil adalah radio-radio di kota besar. Sementara radio yang ada di daerah lainnya jarang dilirik untuk dijadikan bahan penelitian.
Karena dalam realita yang ada, radio di suatu daerah itu masih banyak pendengar yang bergabung. Sehingga kurang validnya suatu data karena mengambil sampelnya hanya di radio kota-kota besar saja.
Padahal radio di banyak daerah lainnya di Indonesia masih banyak yang berjaya sesuai klasifikasi usia/segmen radionya masing-masing.
Kenapa demikian?
Jawabannya, karena di daerah-daerah kecil di Indonesia itu tidak ada mall, tidak banyak bioskop, tidak banyak diskotik, tidak banyak konser musik, dan tidak banyak pilihan hiburan lainnya.