Saat mendapatkan kabar lolos seleksi menjadi penyiar radio, kita pun dipanggil ke perusahaan untuk siap kerja dalam waktu yang ditentukan. Dan pada masa awal kita bekerja ini, kita sedang menjalani masa training alias pelatihan.
Masa training ini berlangsung beberapa minggu sampai satu hingga dua bulan pertama. Dan Pada fase ini, kita akan dituntun, diawasi, diberikan pelatihan oleh petugas yang bersangkutan untuk menyesuaikan dan mempersiapkan kemampuan kita sebagai penyiar profesional di radio tersebut.
Dalam hal ini yang akan saya bagikan adalah sesuai pengalaman (bukan teori) yang saya dapatkan saat menjalani masa training di radio, yaitu saat saya dulu diterima menjadi penyiar pada 09 Juli 2012, kemudian siaran langsung perdana 01 Agustus 2012, dan hingga saat ini masih menjadi penyiar radio di tempat yang sama.
Baca juga:Â Apakah Menjadi Penyiar Radio Harus Cerewet?
Saya dulu menjalani masa training di radio all segmen (semua usia), fokus ke musik/hiburan, dan gaya siaran formal.
Sebelumnya saya juga punya pengalaman siaran di radio anak muda, sehingga ketika masuk ke radio all segmen seperti ini, karakter anak muda saya perlu ada penyesuaian dan dibentuk ulang saat masa training tersebut.
Yang bertugas melatih saya saat itu adalah on air supervisor. Setiap harinya saya menjalani pelatihan untuk penyesuaian dan pembentukan karakter baru, yaitu:
1. Membuat Script Siaran
Script (naskah) siaran tersebut kita ketik sendiri dalam halaman word, kemudian kita cetak di lembaran.Â
Script tersebut berisi lengkap kata-kata yang akan kita pergunakan saat siaran di radio. Seperti saat membuka siaran, awalan untuk menyapa pendengar, informasi musik, membaca iklan, hingga penutup program acara.
2. Membuat Informasi Siaran (Musik)
Siaran radio tidak hanya menghibur pendengar dengan musik atau menyampaikan salam-salamnya terhadap pendengar lainnya, melainkan siaran radio harus ada manfaatnya, seperti memberikan informasi pada pendengar.
Meskipun radio tersebut tidak fokus pada pemberian informasi (news), tapi tetap kita dapat menyelipkan informasi sesuai dengan arah radio tersebut fokusnya ke mana.
Sementara radio saya ini fokusnya pada hiburan/musik, sehingga informasi terbaru yang saya selipkan adalah mengenai musisi/grup musik, intinya semuanya tidak jauh dari musik. Dan yang dibagikan adalah informasi positif/karya bukan negatif/urusan pribadi para musisi tersebut.
3. Membuat/Menyusun Playlist Lagu Dengan Benar
Karena radio saya fokusnya pada musik/hiburan, sehingga musik yang dihadirkan adalah pilihan dan tidak sembarangan memutar lagu.
Sebelum siaran pun, tiap penyiar sudah mempunyai playlist lagu yang akan diputar selama beberapa jam siaran.
Nantinya dapat diselipkan lagu-lagu request pendengar dengan menyusun dengan benar sesuai alunan nada tiap lagu tersebut terdengar indah dan memanjakan penikmatnya.
4. Rekaman Siaran
Saat kita sudah membuat script siaran dan playlist lagu yang akan diputar seperti yang sudah disebutkan di atas, kita pun disuruh untuk rekaman siaran dan memperagakan seakan kita sedang siaran langsung.
Dalam hal ini hanya sebatas rekaman suara saja, tidak ada musik dan tidak disuruh untuk editing rekamannya agar menjadi hasil rekaman yang sempurna.
5. Penilaian On Air Supervisor & Music Director
Hasil rekaman siaran kita (poin nomor 4) akan dinilai oleh on air supervisor. Dengan detail akan dijelaskan kekurangan dan kelebihannya apa saja dalam rekaman tersebut. Kemudian dapat diperbaiki esok hari rekaman lagi, selanjutnya dinilai ulang hingga hasilnya dapat optimal sesuai kebutuhan radio.
Pada fase ini, penyusunan playlist lagu (poin nomor 3) juga dinilai oleh music director radio. Penilaiannya sesuai fokus radio ke musik, sehingga tempo musik menjadi bagian utama diperhatikan, hingga feel dalam makna tiap lagu yang diputar beriringan harus sesuai, dan lain-lain.
6. Observasi Alat Teknis Siaran (Mixer dan Komputer Siaran)
Ketika kita sudah lolos pelatihan atau penilaian siaran dari on air supervisor dan juga lolos dari penilain music director, selanjutnya kita akan observasi atau pengenalan alat teknis dalam ruang siaran.
Dalam ruang utama (live) on air tersebut, kita dapat melihat para penyiar lainnya yang sedang siaran mengendalikan komputer, hybrid, hingga mixer radio.
Bahkan nantinya juga akan diberikan tanggung jawab untuk operator penyiar lainnya dalam suatu program acara, agar kita terbiasa menjalankan alat teknis di ruang siaran tersebut.
Kita juga diwajibkan untuk menghafal banyak macam teknis siaran, seperti isi dan pengaturan playlist lagu, iklan di komputer, hingga operator/menjalankan mixer radio yang tombolnya sangat banyak juga harus fokus dengan siaran.
Biasanya dalam hal tersebut untuk beberapa radio ada yang dipecah job desc nya menjadi beberapa bagian dan bukan dikendalikan penyiarnya sendiri. Tapi semua itu tergantung dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada di perusahaan tersebut.
7. Gatekeeper
Meskipun ada nama keeper, tapi filosofinya bukan kiper alias penjaga gawang sepak bola. Melainkan dalam dunia radio bertanggung jawab untuk menerima, menyimpan, mengoreksi dan menyalin data sms/telepon dari pendengar, yang nantinya akan disalurkan dan diterima penyiar utama di ruang on air, melalui sistem server yang tersedia untuk disapa di (live) radio.
***
Baca juga:Â Audisi Penyiar Radio, Meliputi Apa Saja?
Masa training di radio ini tergantung tiap radionya memberikan kesempatan waktu berapa lama untuk belajar/pelatihan, hingga akhirnya diberikan kepercayaan untuk (live) on air, yang tergantung kemampuan diri dan kebutuhan radio.
Sementara masa pelatihan saya dulu berlangsung selama tiga minggu:
a) Minggu pertama fokus ke pembentukan karakter baru sebagai penyiar di radio tersebut bersama on air supervisor.
b) Minggu kedua fokus ke penyusunan playlist lagu dengan baik dan benar sesuai standar radio tersebut bersama music director.
c) Minggu ketiga fokus ke pengenalan alat teknis di ruangan utama siaran dan operator mixer bersama para penyiar (senior) lainnya.
d) Minggu keempat sudah mendapatkan izin dari on air supervisor untuk (live)Â on air.
Namun, pengalaman di radio saya dulu, meski di minggu keempat saya sudah siaran langsung, tapi pada masa itu masih tetap menjalani masa training.
Masa training ini berjalan selama tiga bulan. Jadi selama jangka waktu itu belum sepenuhnya menjadi pegawai tetap, melainkan masih masa percobaan.
Jika gagal dalam pelatihan, penyerapan ilmu, dan praktek siarannya lambat atau tidak sesuai, setelah tiga bulan tersebut, kita akan gugur/eliminasi.
Sebaliknya jika dapat mengeksekusi kemampuan diri sesuai kebutuhan radio dengan baik, lepas masa training tiga bulan, kita akan diberikan seragam dan fasilitas lainnya, yang berarti kita diterima menjadi pegawai tetap di radio tersebut.
Selengkapnya penjelasan saya dapat dilihat pada video di bawah ini:
Semoga bermanfaat :)
Salam, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H