Sementara untuk radio adalah media audio (telinga) yang dapat ditemui dari gelombang suara saja, seperti radio. Sehingga penyebutan bukan pemirsa, melainkan pendengar.
6. Berwawasan Luas
Agar siaran bisa hidup dan tidak hambar alias kehabisan kata-kata, Anda diwajibkan mempunyai wawasan yang luas. Perbanyak membaca secukupnya hal-hal yang dibutuhkan sesuai segmen radio, seperti lebih ke news atau musik (hiburan).
Catatan:
a. Dalam memberikan informasi di radio, penting informasi yang disampaikan adalah kepastian, dan menghindari pemilihan kata "mungkin, jika tidak salah, seingat saya" yang sifatnya ambigu.
b. Jika mengulas penyanyi/grup musik, informasi yang disampaikan lebih ditonjolkan prestasi dan bukan sensasi (gosip).
7. Attitude (Sikap) yang Baik
Memberikan salam, mengucapkan selamat pagi/siang/sore/malam dengan hangat, memberikan senyuman tulus, keakraban yang natural pada pendengar radio, menjadi hal-hal yang wajib dimiliki oleh penyiar radio. Jika pemeran utama tidak memiliki sikap yang baik, mustahil ada pendengar yang setia bergabung dalam sebuah acara di radio tersebut.
8. Ciri Khas & Be Yourself (Jadi Diri Sendiri)
Seseorang, dapat menjadi inspirasi Anda menjadi penyiar yang baik. Tetapi, Anda wajib menemukan satu sisi, dua sisi, bahkan sisi lain yang menjadi ciri khas Anda. Karena bukan hanya seorang penyanyi yang mempunyai ciri khas mudah ditebak suaranya lewat lagu, melainkan penyiar radio pun juga harus punya ciri khas.
Ciri khas penyiar itu diwajibkan, karena bagaimana pun ciri khas itu adalah kekuatan yang sebagian dari identitas seseorang.Â
Ciri khas untuk kepenyiaran ini bisa dalam hal cengkok suara, humor atau keakraban yang dibawakan, keceriaan atau semangat yang stabil, dan lain-lain.
Intermezzo:
Ciri khas saya di Kompasiana adalah waktu, alias penulis tengah malam (menayangkan artikel selalu tengah malam, hingga dini hari).
***