***
Dan tidak sampai di situ saja, 2013 adalah tahun yang sulit bagi saya. Karena setelah uang tabungan saya habis untuk pengobatan ayah yang kecelakaan di bulan Januari, pada bulan selanjutnya atau Februari di tahun yang sama, saya sendiri pun harus segera menjalani operasi pengangkatan penyakit (tumor kista).
Baca juga: Kisahku, Penderita Tumor Kista hingga Dinyatakan Sembuh
Saya yang posisi tabungan terkuras habis, sangat kebingungan mencari dana atau biaya untuk operasi saya sendiri di bulan tersebut.
Setelah tabungan saya habis, langkah yang saya ambil juga menjual semua perhiasan yang saya punya. Ibu pun membantu juga menjual beberapa perhiasannya. Bahkan pemilik perusahaan tempat saya bekerja juga ikut menyumbang sekian persen untuk biaya operasi saya kala itu.
Akhirnya operasi berjalan lancar. Dan saya pun menjalani hari-hari baru dalam hidup. Baik itu lebih peka terhadap kesehatan, maupun mengubah cara menabung saya agar tidak extream lagi.
***
Dalam hal ini perlu saya koreksi, bahwa bukan berarti saya tidak ikhlas dengan semua pengorbanan tabungan saya di masa lalu untuk kesembuhan ayah di rumah sakit. Melainkan saya sangat ikhlas.
Hanya saya berbagi kisah ini, dengan maksud atau tujuan agar anda tidak merasakan penyesalan hingga trauma seperti saya, yaitu menabung dengan cara extream, tapi lupa untuk menikmati sekian persen penghasilan bulanan yang diterima.
Jika kita sudah menikmati rizki yang kita miliki sekian persen tiap bulan, dan suatu saat rizki tersebut diambil kembali oleh-Nya, setidaknya kita tidak akan stres berlebihan karena sempat menikmati hasil kerja, meskipun hanya sekian persen.
Rumus yang saya pakai untuk membagi pemasukan bulanan saya setelah itu, yaitu; 50, 10, 20, dan 20. Penjelasannya 50% ditabung, 10% sedekah, 20% orangtua, 20% pribadi (liburan, dan lain-lain).