Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah, faktor gaya hidup yang tidak sehat hingga konsumsi glukosa (gula) yang berlebihan, khususnya pria atau wanita dewasa di atas usia 40 tahun dan lanjut usia. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat membahayakan nyawa si penderita.
Namun bagaimana dengan bulan Ramadhan tahun ini, apakah penderita diabetes (Muslim) boleh ikut berpuasa?
Bagaimanapun puasa Ramadhan menjadi salah satu kewajiban umat muslim setiap tahunnya. Tapi ketika anda menderita penyakit diabetes, mungkin akan timbul keraguan untuk melanjutkan berpuasa atau tidaknya.
Keraguan penderita diabetes untuk menjalani puasa seharian penuh menjadi tantangan tersendiri 3x lipat dari anda pemilik tubuh yang sehat. Hal tersebut disebabkan penderita diabetes energi dalam tubuhnya mudah terkuras habis, karena makanan yang dikonsumsi cepat berubah menjadi gula. Dan itu lah yang menyebabkan penderita diabetes menjadi sering mudah lapar.
Dengan kondisi demikian, ia akan lemas lebih cepat daripada pemilik tubuh sehat saat berpuasa. Misalnya anda ketika berpuasa dari pagi, kemudian baru mulai merasakan puncak lemasnya tubuh sekitar sore hari. Sedangkan penderita diabetes sudah mulai lemas berlebihan dari pagi itu juga, sekitar 5 (lima) jam setelah makan sahur.
Ketika hal tersebut tidak segera ditangani atau dibiarkan lemas karena memaksa untuk menahan lapar berlebihan faktor puasa, si penderita diabetes akan mulai merasakan efek lainnya, yaitu; pusing, gemetar, keringat dingin, pucat, jantung berdebar, dan lain-lain.
Efek di atas adalah gejala Hipoglikemia, yaitu suatu kondisi yang muncul karena turunnya kadar gula dalam darah secara drastis atau di bawah normal. Bahkan kondisi tersebut akan memburuk jika tidak segera ambil tindakan, seperti hilang kesadaran dan juga kejang.
Selain Hipoglikemia, penderita diabetes juga berpeluang mengalami Hiperglikemia, yaitu suatu kondisi kadar gula tinggi yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan insulin dengan baik. Jika kondisi ini dibiarkan bisa membuat komplikasi, seperti; merusak mata, saraf, ginjal, dan jantung.
Maka dari itu, penulis sarankan untuk anda yang menderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam mengenai kondisi keamanan tubuh untuk berpuasa di Ramadhan ini. Karena tubuh penderita diabetes sangat membutuhkan perhatian khusus, dibandingan tubuh manusia yang sehat. Perhatian khusus yang dimaksud seperti konsumsi obat-obatan hingga insulin yang dimasukkan dalam tubuh lewat jarum suntik.
Jikalau penderita diabetes memilih berpuasa, alhasil jadwal minum obat akan diganti saat sahur dan berbuka puasa. Sementara untuk suntik insulin dilakukan saat ia bersiap untuk terlelap dalam tidur.
Berpuasa bagi penderita diabetes sebenarnya baik untuk kesehatan, bahkan juga diyakini dapat mengatur atau mengontrol kadar gula secara alami. Hal tersebut juga sudah penulis buktikan lewat Ibunda (penderita diabetes dari tahun 2010) yang check up ke dokter spesialis penyakit dalam, pada sebuah rumah sakit.
Berikut saya lampirkan dua hasil pemeriksaan laboratorium, pada dua bulan terakhir kadar gula penderita diabetes, antara tidak berpuasa (Maret 2021) dan juga berpuasa (April 2021):
Dari kedua hasil laboratorium di atas menunjukkan, bahwa kadar gula penderita diabetes lebih bagus hasilnya antara kadar gula acak (tidak berpuasa) yaitu di angka 229, dan kadar gula berpuasa di angka 120. Sementara normalnya kadar gula seseorang berada pada angka 70-140.
Pada sore itu kami pun terdiam melihat lembaran hasil laboratorium untuk normalnya kadar gula, karena selama bertahun-tahun dan hampir tiap satu bulan sekali kontrol ke RS, dengan banyaknya obat-obatan juga insulin yang diberikan, terkadang hasil kadar gulanya masih mengecewakan, yaitu selalu tinggi pada angka 200 hingga 300 ke atas. Tetapi baru pada bulan ini dengan berpuasa, kadar gula ibunda baru dinyatakan normal.
Namun, meskipun dokter mengatakan kadar gula normal, bukan berarti penderita diabetes langsung bisa menyantap makanan yang manis-manis, melainkan tetap tidak boleh. Karena diabetes adalah penyakit kronis yang tidak bisa sembuh, tetapi bisa dikontrol dengan obat-obatan dan gaya hidup sehat, agar mampu menjalani rutinitas layaknya manusia normal.
Nah, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan kita berpuasa (khususnya penderita diabetes) ternyata baik untuk mengontrol dan menjaga kadar gula agar tetap normal. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa semua kondisi tubuh penderita tidak sama dan harus paham betul kondisi dan signal yang tubuh berikan saat hendak berpuasa.
Jika tubuh penderita diabetes sudah memberikan signal seperti di atas, yaitu antara Hipoglikemia atau Hiperglikemia, sebaiknya penulis sarankan untuk segera membatalkan puasa. Hal tersebut demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena sifatnya serius dan fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Ibadah puasa boleh dan sangat dianjurkan, tetapi bukan berarti tidak boleh diganti di hari lain saat kondisi tubuh bersahabat.
Pastikan tubuh sehat atau setidaknya kadar gula normal dulu, baru anda bisa berpuasa dengan lancar.
***
Selamat menjalankan ibadah puasa, bagi yang menjalankan..
Semoga amal ibadah kita di bulan suci ini, diterima Allah S.W.T.
Salam, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H