Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Momen Ibadah Natal Secara "Live" di Gereja Saat Era Pandemi Covid-19

26 Desember 2020   05:33 Diperbarui: 27 Desember 2020   16:13 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pujian Ibadah Natal di Gereja (Dokumentasi pribadi)

Hari itu 25 Desember 2020. Mendapat pemberitahuan bahwa ibadah Natal akan diselenggarakan secara live di gereja sekitar jam 16.30 WIB hingga 18.30 WIB.

Diselenggarakan via live di gereja karena melihat dari zona area pada kota tempat berpijak masih termasuk aman untuk melakukan pertemuan, tapi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Yang menarik perayaaan Natal tahun ini adalah semangat para jemaat. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak jemaat tidak bisa ke gereja karena banyak faktor yang berpusat pada pandemi Covid-19. 

Tapi lepas dari semua itu, tetap ada beberapa hamba tuhan yang tetap semangat untuk selalu meluangkan waktunya agar bisa ibadah langsung di gereja, meskipun harus sangat rumit dan selalu waspada akan kebersihan dan menjaga kesehatan.

Sesampainya di gerbang gereja, ada kurang lebih 15 polisi yang mengamankan ibadah Natal tersebut. Hal itu dilakukan untuk menjaga keamanan acara agar para jemaat bisa beribadah dengan tenang.

Mengingat serangan teroris yang sering terjadi saat perayaan Natal, sehingga penjagaan ketat seperti ini bukan hanya tahun ini saja, melainkan tahun-tahun sebelumnya juga sudah dijaga pihak keamanan.

Termasuk untuk tahun ini pihak keamanan yang bertugas juga untuk memastikan agar para jemaat mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Dalam satu bangku biasanya ada lima sampai enam orang. Tapi karena ada protokol kesehatan, sehingga dalam satu bangku hanya bisa diduduki oleh dua orang dan maximal tiga orang saja.

Momen Pendeta menyampaikan Firman Tuhan (Dokumentasi pribadi)
Momen Pendeta menyampaikan Firman Tuhan (Dokumentasi pribadi)
Terlihat untuk gereja tempat ibadah kali ini yaitu GPDI Nafiri Pasuruan, yang hadir sekitar 60 orang dan terdiri rata-rata usia produktif. Selama menjalankan ibadah tidak diperkenankan membuka masker, kecuali Pendeta ketika ia menjalankan tugasnya. 

Yang kedua singer juga tidak memakai masker selama ia bernyanyi dan menari. Terlihat juga di bagian musik seperti gitaris, drummer, keyboard juga memainkan musiknya dengan tetap memakai masker.

Selain itu, pertunjukan dan persembahan benar-benar dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan. Drama yang biasanya ditampilkan secara live, kemarin hanya berupa video di layar. Ini baru pertama kali drama yang dimunculkan itu berupa seperti film layar lebar.

Drama yang ditampilkan berjudul “Kado untuk Jeje”

Kisah dalam drama bercerita bahwa di gereja itu ada seseorang atau hamba Tuhan yang namanya Jeje. Ia ini merantau ke Kota Pasuruan, sedangkan daerah asalnya itu di luar Pulau Jawa. Si Jeje ini menelepon ibunya dan mengabarkan bahwa tahun ini tidak bisa pulang dikarenakan dirinya terpapar virus corona.

Jeje pamit pada ibunya bahwa tahun ini tidak bisa pulang dan takut untuk menulari keluarganya. serta Jeje minta maaf pada ibunya jika ada salah atau hal lainnya.

Akhirnya ibunya pun menjawab bahwa “kamu tetap anakku, sampai kapan pun kamu tetap anakku. Jika kamu dalam kondisi dan sakit apa pun, ibu tidak akan menjauhi kamu”.

Setelah ditutup teleponnya, Jeje pun menangis. Ia berdoa pada Tuhan, menyerahkan diri, pasrah dan berdoa dengan khidmat yang lebih ke arah refleksi diri.

Hingga akhirnya sesuatu pun terjadi. Tepat tanggal 25 Desember, Jeje mendapatkan kado teristimewa dari Tuhan. Saat itu juga penyakit Jeje yaitu corona sembuh. Ia pun menangis di dalam gereja dan berterima kasih pada Tuhan yang sudah menyembuhkan penyakitnya.

Kesimpulan yang bisa dipetik pada kasus tersebut, yaitu kita harus pasrah pada Tuhan. Kita harus menyerahkan hidup kita pada Tuhan. Biarlah kehendak Tuhan yang menjawabnya. Kita berusaha dan kita harus tetap menjadi lebih baik.

Momen Malam Kudus (Dokumentasi pribadi)
Momen Malam Kudus (Dokumentasi pribadi)
"Kita diberi tugas untuk lebih mengenal Tuhan. Kenali Dia, dalami Dia, karena Dia adalah penolong kita” itu lah sedikit ungkapan dari Ibu Pendeta.

Tema yang diangkat kemarin 25 Desember itu adalah "I am with you and will keep you wherever you go."

Tuhan menggenapi firmannya, bahwa Tuhan akan senantiasa beserta kita. Dengan kata lain kalau kita pernah mendengar istilah "Imanuel", yaitu Tuhan beserta kita.

Jadi, detail temanya adalah Tuhan menggenapi firmannya bahwa tuhan tidak akan pernah  meninggalkan kita. Dia berjanji akan menyertai kita dalam segala apapun, dalam segala masalah apapun, Dia tetap bersama kita.

Meskipun Tuhan tidak berjanji bahwa jalan yang kita tempuh itu akan selalu mulus, tetapi Tuhan tetap akan berada di samping kita meskipun jalan tersebut itu terjal. Karena Tuhan tidak memberikan apa yang kamu inginkan, tapi apa yang kamu butuhkan Tuhan itu tahu.

(Kejadian 28 ayat 15)

“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”

Spesial edisi featuring "Fong Mi Pao”

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun