Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Yuk, Dukung Musisi Keroncong dan Campursari dalam Berkarya

12 Desember 2020   02:51 Diperbarui: 12 Desember 2020   03:40 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar from Instagram: prigelpangayuanjarwening

Hai kompasianer...

Jenis musik apa yang sudah anda dengarkan hari ini?

Pop, Dangdut, Rock, Metal, Jazz, EDM, Blues, RnB, Funk, Raggae, Hip Hop, Country?

Ok, semua jenis musik yang sudah anda dengar hari ini sangat lah bagus, sesuai dengan favorit masing-masing individu.

Namun tahukah anda bahwa ada dua musik Indonesia yang mulai tertinggal, yaitu Keroncong dan Campursari.

Untuk campursari sendiri beberapa waktu lalu sempat naik daun lagi berkat Alm. Didi Kempot bersama dengan lagu Stasiun Balapan dan juga lagu Pamer Bojo. Tetapi sejak beliau almarhum, kira-kira musik campursari ada kah penerusnya?

Bukan hanya campursari, dulu musik keroncong juga dilestarikan oleh Alm. Gesang, Alm. Mus Mulyadi, Alm. Bram Aceh dan masih banyak lagi nama besar keroncong lainnya yang melestarikannya.

Waldjinah si Ratu Keroncong juga sudah lanjut usia. Sehingga kalau bukan kita, siapa lagi yang mendukung musisi keroncong dan campursari tersebut dalam berkarya?

Cara melestarikan musik Keroncong dan Campursari tidak harus terjun langsung sebagai penyanyi, melainkan dengan mendukung para musisi tersebut dalam berkarya juga sudah salah satu cara dalam perkembangan musik tersebut tetap hidup di Bumi Pertiwi.

Ada beberapa lagu baru rilisan 2020 untuk musik Keroncong dan Campursari, yang bisa kita dukung dalam melestarikan musik Indonesia ini.

Prigel Pangayu Anjarwening

Gambar from Instagram: prigelpangayuanjarwening
Gambar from Instagram: prigelpangayuanjarwening

Lagu terbaru dari Prigel Pangayu Anjarwening ini berjudul "Panah Sendaren" yang artinya sebuah anak panah yang pada ujungnya itu diberikan obor atau api, dan dilepaskan ke langit bebas setinggi-tingginya sebagai simbol marabahaya datang agar semua orang bisa waspada.

Namun dalam konsep lagu yang satu ini lebih ke arah panas asmara atau percintaan insan manusia, sebagai suatu isyarat agar semua orang tahu bahwa ia sedang jatuh cinta.

Lagu ini karya Ndaru Antariksa yang dikemas dengan musik campursari dan juga berbahasa jawa.

Endah Laras

Gambar from Instagram: endahlaras_
Gambar from Instagram: endahlaras_

Bukan hanya anda saja, namun para seniman juga harus berhenti manggung selama pandemi covid-19 berlangsung pada tahun ini.

Sebuah Lagu dengan irama keroncong berjudul "Kangen Kanca" yang artinya Rindu Teman/Sahabat milik Endah Laras.

Lagu ini berkisah tentang jeritan hati seniman keroncong selama masa pandemi covid-19 yang tidak bisa berkarya atau manggung lagi. Tentang rasa rindu pada sesama pekerja seni seperti penyanyi, EO, WO, vendor sound system, dekorasi, dan lain sebagainya.

Cak Diqin

gambar from Instagram: cakdiqin_official
gambar from Instagram: cakdiqin_official

Sebuah lagu berirama keroncong yang tercipta dipersembahkan untuk Ki Seno Nugroho. Seorang Dalang panutan pada pedalangan Indonesia asal Yogyakarta yang cerdas, lugu, tidak sombong, dan piawai dalam memainkan wayang kulit. Hampir semua seniman asal Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) mengenal Dalang yang satu ini.

Pada hari saat Ki Seno meninggal dunia, Muhammad Sodiqin alias Cak Diqin menciptakan sebuah karya lagu yang dipersembahkan untuk Ki Seno Nugroho dengan judul "Sugeng Tindhak Ki Seno Nugroho" yang artinya Selamat Jalan Ki Seno Nugroho.

Dalam lagu ini bukan suara Cak Diqin saja, melainkan ada juga seniman asal Jateng dan Jatim seperti Nyimut Sri Lestari, Ki Agung Pengging, Ki Anom Dwijo Kangko, Dhimas Tejo, Suji Ahimsa, dan Agus Pacitan.

Nonaria

Gambar from Instagram: nonariamusic
Gambar from Instagram: nonariamusic

Nonaria terdiri dari Nesia Ardi (vocal dan snare), Nanin Wardhani (keyboard), dan Yasintha Pattiasina (violin) dan Franz Victor (contrabass).

Berawal dari sebuah kecintaan terhadap lagu-lagu lama Indonesia yang sarat akan patriotisme dan romantisme, mereka pada tahun 2020 ini sedang mengeluarkan sebuah album tribute untuk "Ismail Marzuki" dengan nuansa jazz yang di dalamnya dihiasi musik keroncong modern. 

Dalam album ini terdapat 10 lagu karya Ismail Marzuki dengan nuansa baru versi Nonaria, yaitu Sampul Surat, Bunga Anggrek, Rindu Lukisan, Juwita Malam, Aryati, Sepasang Mata Bola, Tinggi Gunung Seribu Janji, Kunang-Kunang, Sabda Alam, dan Selendang Sutra.

*

Tetaplah berjaya Musik Indonesia.

Jadikan musik Keroncong dan Campursari menjadi Tuan Rumah di Negerinya sendiri, Indonesia.

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun