Sebuah lagu berirama keroncong yang tercipta dipersembahkan untuk Ki Seno Nugroho. Seorang Dalang panutan pada pedalangan Indonesia asal Yogyakarta yang cerdas, lugu, tidak sombong, dan piawai dalam memainkan wayang kulit. Hampir semua seniman asal Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) mengenal Dalang yang satu ini.
Pada hari saat Ki Seno meninggal dunia, Muhammad Sodiqin alias Cak Diqin menciptakan sebuah karya lagu yang dipersembahkan untuk Ki Seno Nugroho dengan judul "Sugeng Tindhak Ki Seno Nugroho" yang artinya Selamat Jalan Ki Seno Nugroho.
Dalam lagu ini bukan suara Cak Diqin saja, melainkan ada juga seniman asal Jateng dan Jatim seperti Nyimut Sri Lestari, Ki Agung Pengging, Ki Anom Dwijo Kangko, Dhimas Tejo, Suji Ahimsa, dan Agus Pacitan.
Nonaria
Nonaria terdiri dari Nesia Ardi (vocal dan snare), Nanin Wardhani (keyboard), dan Yasintha Pattiasina (violin) dan Franz Victor (contrabass).
Berawal dari sebuah kecintaan terhadap lagu-lagu lama Indonesia yang sarat akan patriotisme dan romantisme, mereka pada tahun 2020 ini sedang mengeluarkan sebuah album tribute untuk "Ismail Marzuki" dengan nuansa jazz yang di dalamnya dihiasi musik keroncong modern.Â
Dalam album ini terdapat 10 lagu karya Ismail Marzuki dengan nuansa baru versi Nonaria, yaitu Sampul Surat, Bunga Anggrek, Rindu Lukisan, Juwita Malam, Aryati, Sepasang Mata Bola, Tinggi Gunung Seribu Janji, Kunang-Kunang, Sabda Alam, dan Selendang Sutra.
*
Tetaplah berjaya Musik Indonesia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!