Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tunanetra Menjadi Penyiar Radio, Apakah Bisa?

8 Desember 2020   00:04 Diperbarui: 8 Desember 2020   04:09 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"YF" juga pernah satu studio dengan Rahul, terlebih waktu tersebut adalah ketika "YF" masih ada jeda waktu sebelum resign. Ia melihat bahwa Rahul ini memang tidak bisa melihat, tapi instingnya itu main. Seperti ia bisa membaca SMS dan bisa mengatur alat atau teknis di Radio.

"Lantas, untuk membaca SMS bagaimana, kan tunanetra?" tanya saya.

"YF" pun menjawab bahwa Rahul ini memakai ponsel tersendiri yang bisa bunyi. Jadi Rahul ini mempunyai alat tertentu untuk membaca lewat mendengarkan dari atensi yang diterima, itu bisa berbunyi sesuai dengan kata yang tersampaikan lewat pesan masuk.

Kelebihan dan Kekurangan pasti tetap ada, karena dengan tidak bisa melihat alat-alatnya juga awal dulu sering terjadi miss/slip.

Sedangkan jikalau dari pendengar radio sendiri ketika mendengarkan suaranya terdengar sama saja seperti orang normal biasanya. Hanya ketika ada pendengar yang bermain ke studio, baru tahu jikalau penyiarnya ternyata ada kekurangan namun tetap semangat berkarya.

Karena bagaimana pun sebagai seorang penyiar itu memang yang dijual suara. Jadi para pendengar pun tidak akan tahu bagaimana kondisi dibalik layar.

Namun dalam case ini memang radio yang dimaksud adalah radio komunitas atau lingkup kecil. Jadi untuk bisa memasukkan pada tempat yang dimaksud lebih mudah karena tidak ada manajemen berjalan dan penghasilan yang signifikan.

Berbeda dengan radio untuk bisnis dengan skala besar, ada manajemen yang berjalan dan penghasilan signifikan tinggi. Sehingga tidak bisa disamakan dan mudah untuk berada di posisi pilot radio tersebut.

Nah, untuk kisah dari Rahul ini seorang tunanetra yang menjadi penyiar radio bukan semata isapan jempol belaka dari penulis atau narasumber. Namun Rahul juga pernah di wawancara oleh salah satu media cetak di Pasuruan Jawa Timur beberapa tahun lalu. Dan sampai sekarang pun jejaknya juga masih ada.

Pada intinya, setiap mereka yang mempunyai kekurangan sejak lahir atau cacat karena kecelakaan, tetap bisa menyalurkan bakatnya. Pintar-pintar saja kita bisa mengembangkan kemampuan dan menggunakan setiap peluang hingga kesempatan dalam hidup.

Mengembangkan kemampuan yang dimaksud adalah seperti kisah Rahul tadi, ia sadar bahwa ia tidak bisa melihat. Alhasil ia mengembangkan kemampuannya untuk bisa membaca teks dengan bantuan alat pembaca pesan suara, hingga ia pun sendiri juga bisa membalas pesan lewat ponsel pintarnya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun