Bunyi Draf RUU Bab III menyebutkan bahwa setiap orang dilarang memproduksi, memasukkan, menyimpan, mengedarkan, dan/atau menjual minuman beralkohol (Minol) di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Biasanya penulis kritis dan banyak tidak setuju dengan beberapa keputusan yang akan, sedang, atau sudah di ambil oleh lembaga pemerintahan. Hanya untuk kasus yang satu ini, memilih setuju dan mendukung.
Penulis sendiri hingga saat ini belum pernah sama sekali tahu rasa dari Minol tersebut. Dan mungkin tidak akan pernah merasakannya. Karena sebelum Undang-Undang Negara, dalam ajaran Agama pun sudah dilarang sedari dahulu untuk konsumsi Minol dalam varian apa pun.
Penulis juga mengakui bukan lah orang yang sangat religius atau yang sekiranya menilai sesuatu atas nama Agama. Namun dibalik semua akal sehat, hal yang sedang dibahas ini dilihat dalam kacamata manfaatnya untuk keberlangsungan hidup manusia.
Beberapa efek negatif Minol pada tubuh seperti Lever bisa membengkak, kerusakan otak, saraf rusak, sakit jantung, hasrat seksual menurun, metabolisme tubuh terganggu, efek negatif terhadap hormon, mabuk, dan over dosis.
Jadi dalam hal ini ada persetujuan dikarenakan melihat dalam segi kemanfaatan produk tersebut. Lebih banyak manfaatnya atau sebaliknya. Nah, karena lebih banyak buruknya terhadap kesehatan tubuh, penulis pun menyetujui atau mendukung RUU Minuman Beralkohol tersebut disahkan.
Sementara dari segi pihak yang dirugikan atau tidaknya, penulis sama sekali tidak merasa dirugikan. Karena konsumsi Minol tersebut dalam keluarga adalah hal yang negatif. Sehingga lingkungan dan pergaulan juga menentukan pilihan akan kesehatan atau gaya hidup seseorang.
Harapannya dengan disahkan RUU tersebut, masyarakat Indonesia bisa hidup lebih sehat dengan konsumsi minuman yang sehat menyehatkan seperti Air Mineral, atau makanan minuman lainnya yang lebih bermanfaat bagi tubuh manusia.
Sekian opininya, mohon maaf jika ada salah kata dan berbeda pendapat.
Salam, @Alfira_2808
