Indro pun ikut berdiri dan mencoba berlari mengejar indri yang mulai meninggalkan tempat makan tersebut.Â
"Indri.. indri.. tunggu dulu penjelasanku, tunggu. Aku bakalan jelasin semuanya. Tapi yang perlu kamu tahu, aku suka sama kamu sejak lama. Dan aku serius sama kamu" ungkap indro.
"Plaaaaaak..." Bunyi tangan kanan indri yang melayang bebas di pipi indro.
"Dengar ya, jangan pernah ganggu aku lagi. Buat apa kamu bilang serius atau bagaimana. Jika dari awal suatu hubungan dilandasi dengan kebohongan. Karena sebuah komitmen dalam suatu hubungan berbekal dengan kepercayaan. Tapi jika kepercayaan itu sudah di awali dengan kebohongan, apa lah arti komitmen?" ucap indri.
Setelah itu indri pun bergegas cepat ke mobilnya, dan indro pun masih mengejar indri mencoba untuk menjelaskan atau meyakinkan tentang peminjaman nama indra di awal hubungan mereka.Â
Indri pun yang sudah terlanjur kecewa langsung tancap gas mobilnya dan meninggalkan indro begitu saja di halaman parkiran tempat makan tersebut.
Indro pun sebenarnya lebih tampan dan gagah daripada indra, namun indri lebih suka pada indra yang biasa saja dengan alasan yang tidak bisa dijelaskan.
Indro pun terjatuh di tanah sambil meratapi mobil indri yang pergi. Ia sangat menyayangkan akan hari itu dan beberapa hal yang terlanjur telah terjadi.
Antara Indra, Indri, dan Indro.
Salam, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H