Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Menjadi Ketua Kelas di Awal Kuliah Daring Efek Covid-19

17 November 2020   09:54 Diperbarui: 17 November 2020   10:07 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, rupanya dalam forum ini sering kali ada pertengkaran berarti dalam WAG tersebut antara pihak ketua/wakil kelas dengan beberapa anggota mahasiswa lainnya. Jika dalam persentase 100%, yang sering menentang kebijakan ketua kelas dan sering memecah belah mahasiswa lainnya hanya sekitar 20% yang orangnya juga itu-itu saja. Sedangkan 80% lainnya memilih diam atau menyimak saja dalam WAG.

Dari banyaknya pertentangan kebijakan tersebut, yang sering kali diangkat menjadi sumber permasalahan adalah mengenai absensi mahasiswa. 

Sebagai ketua kelas atau pemimpin dalam sebuah tim, penulis hanya ingin profesional, bertindak adil dan tidak memihak pada siapapun. 

Nah, sering kali kasus absensi yang diangkat adalah beberapa mahasiswa yang malas tidak ikut kuliah daring tepat waktu, tidak mengisi form absen tepat waktu, dan tidak mengumpulkan tugas tepat waktu.

Contoh 1:
Si "A" dan si "B" tidak masuk kuliah di salah satu mata kuliah. Penulis pun mengisi form absensinya kosong atau tidak masuk karena realitanya memang seperti itu. Lantas teman mahasiswa lainnya yang dipimpin oleh beberapa pemberontak misalnya, itu selalu menyudutkan untuk nama si "A" dan si "B" tetap di isi masuk/hadir pada mata kuliah.

Contoh  2:
Si "A" dan si "B" tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Lantas, Dosen pun sering kali telepon untuk segera dikirimkan tugas para mahasiswa yang sesuai instruksi beliau dikumpulkan ke ketua kelas. Namun para mahasiswa lainnya yang dipimpin beberapa pemberontak menyudutkan ketua kelas agar si "A" dan si "B" bisa ditunggu sekian lamanya sampai mengumpulkan tugas.

Nah, dari contoh 1 & 2 di atas, penulis mengambil keputusan untuk tetap tidak memasukkan nama mahasiswa yang telat dari 1 jam apalagi tidak masuk dalam kuliah daring.

Penulis juga mengambil keputusan untuk tidak menunggu mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu untuk bisa langsung dikirimkan dalam 1 file pada para dosen yang bersangkutan.

Efek dari beberapa keputusan tersebut lah membuat demo besar-besaran pada suatu WAG mahasiswa 3 jurusan tersebut. Namun yang aktif meluapkan kekesalan, kekecewaan dan amarah hanya 20% dari anggota pada WAG tersebut seperti yang sudah dibahas di atas.

Pada intinya mereka menolak dua keputusan tersebut karena dinilai ketua kelas ini tidak adil, tidak mempunyai perasaan, dan tidak mempunyai solidaritas pertemanan.

Padahal seperti prinsip di awal, sebagai ketua kelas hanya menjalankan tugas sesuai peraturan yang berlaku dari pihak campus. Berusaha adil, tidak memihak, profesional, dan paling penting Amanah (jujur & tanggung jawab) terhadap tugas yang diemban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun