Terdengar bunyi ledakan hebat dan bergemuruh "BOOM" disertai dengan tanah berpijak menjadi sedikit bergetar.Â
Hari itu tanggal 11 Desember 2017. Langit di pagi hari yang cerah, namun dalam sekejap awan mendung datang menyelimuti siang yang cerah itu menjadi sangat gelap. Turunlah hujan dengan intensitas ringan, sampai paling deras disertai petir.
Hujannya baru datang dan turun sekitar jam 11.55 WIB. Kemudian jam 12.10 WIB terjadi bencana yaitu rumah penulis tersambar petir. Hal itu dikarenakan posisi dataran rumah yang paling tinggi di antara rumah sekitar dan lupa tidak mencabut antena televisi.
Seperti diketahui antena televisi di rumah penulis menggunakan antena TV yang ditaruh di luar atau atas atap rumah. Sehingga ketika badai petir datang, sudut paling tinggi lah yang akan disambar petir untuk menyalurkan energinya ke dalam bumi. Apa lagi jika tidak ada pengaman atau penangkal petir di atas rumah, lebih rawan tersambar.
Sebenarnya meski posisi rumah paling tinggi di antara sekitar tidak akan tersambar petir. Masalahnya hari itu lupa saja tidak mencabut antena tv. Sehingga yang disambar oleh petir tersebut adalah antena tv yang terbuat dari besi, kemudian petir nya masuk ke dalam listrik rumah.
Petir tersebut sifatnya merambat dan menyerang posisi yang paling ujung. Jadi meskipun yang tersambar di tempat A, tapi kalau yang paling ujung adalah tempat B, yang parah kondisinya adalah tempat B karena ujungnya ada di tempat tersebut.
Penulis mempunyai 2 (dua) rumah, satu milik pribadi dan satunya lagi milik orang tua. Namun di antara dua rumah ini listriknya masih menjadi satu. Yang tersambar petir ini sebenarnya adalah rumah penulis, namun merambat dan paling parah kondisinya adalah di rumah orang tua.
Siang itu di rumah sedang ada penulis di kamar. Ibu dan ayah sedang di ruang tamu rumah penulis. Sedangkan nenek ada di ruang tengah rumah nomor dua di belakang.
12.10 Bencana terjadi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!