Jika Indonesia bukan negara hukum, pengennya benturin ke tembok yang sering kali suka nanya Kapan Nikah dan Kapan punya Anak. Itu bagi mereka yang sudah lelah dilatih kesabaran menghadapi para netizen yang terhormat. Netizen kali ini bukan berarti para pembaca sekalian yang mungkin seseorang tersebut kamu tidak mengenalnya. Tapi bisa jadi yang menjadi netizen nyebelin ini biasanya berangkat dari orang-orang sekitar kita sendiri.
" Kapan Nikah? "
Kalau yang nanya kayak gini lawan jenis, kira-kira mau gak yaa kalau diajak nikah sama kamu aja gitu 😍.
Gimana ya, cari jodoh itu memang gampang-gampang susah. Kadang kalau lagi gak nyari, tiba-tiba nongol. Giliran dicari beneran, gak kelihatan juga. Kadang kitanya para penjomblo sejati santai-santai aja, tapi orang sekitar apa lagi terdekat seperti keluarga yang mendesak soal calon pendamping hidup yang bikin kita jadi stres. Kadang kita memang sudah punya calon tapi masih komitmen untuk fokus ke carier dulu, namun keluarga juga mendesak untuk bisa disegerakan saja.
Paling kesel sih emang saat lebaran tiba. Rasanya gak mau datang di acara halal bi halal. Endingnya mesti ditanya kapan nikah? Tapi gak salah sih keluarga nanya kayak gitu, bagaimanapun itu sebenarnya bentuk perhatian mereka pada diri kita. Dan kita mungkin bisa sambil ketawa menjawabnya dengan santai seperti "kapan-kapan, tahun depan, nunggu lulus kuliah, dsb".
Eh tapi dari pada ditanyain mulu soal kapan nikah, alangkah lebih baiknya sih kalau diperkenalkan juga sama kenalan baru gitu, kali aja cocok 😍
Banyak loh pasangan yang nikah, itu hanya karena lelah ditanya kapan nikah mulu dengan orang sekitar. Gak penting mereka itu saling suka atau sayang, gak penting juga siap atau belum siapnya melangkah ke pernikahan. Yang penting nikah dan tidak mendapat pertanyaan kapan nikah itu lagi. Namun jangan lengah dulu. Perjuangan belum berakhir, karena pertanyaan kapan nikah akan berganti menjadi kapan punya anak ketika dirimu sudah menikah nanti.
" Kapan punya Anak? Kok belum hamil juga sih, kan nikahnya udah lama? "
Kira-kira yang bertanya seperti ini pernah mikir gak ya, bahwa ucapannya ini bisa menyakiti hati seseorang yang dilempar pertanyaan tersebut?
Hamilnya seseorang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada yang dengan mudah diberikan keturunan, ada juga sebaliknya. Ada yang sampai hamil diluar nikah, ada juga yang sampai bertahun-tahun nikah namun belum kunjung hamil juga. Yang pasti tingkat kesulitan seseorang untuk mendapatkan keturunan alias hamil ini juga pasti ada something di dalamnya. Selain memang faktor alamiah dari Tuhan, mungkin memang belum dikasih aja. Bisa jadi juga ada hal lainnya seperti ada gangguan hormon, hingga suatu penyakit yang mengganggu kesuburan seseorang kemudian sulit untuk hamil.
Setiap pasangan yang sudah menikah, pastinya punya cita-cita yang sama yaitu ingin mempunyai buah hati. Walaupun beberapa pasangan memilih untuk menunda hamil dulu dengan KB, tapi pastinya itu tidak berlangsung lama melainkan sekitar 1-2 tahun saja. Selebihnya pasti akan program hamil.
Beberapa waktu lalu kamu pasti sempat membaca atau mengetahui salah satu pasangan selebritis yang hampir 10 tahun menikah dan baru dikaruniai momongan alias hamil, itu adalah kabar bahagia bagi mereka. Selamat.. Namun dibalik itu semua ada banyak sekali perjuangan dan penderitaan yang dipendam di dalamya, masih banyak sekali juga pasangan-pasangan lainnya yang berjuang dalam Do'a.
Salah satu pasangan mungkin bermasalah dengan dirinya sehingga membuat rencana tentang buah hatinya selalu gagal dan gagal. Untuk menguatkan mental diri sendiri saja susah, belum lagi yang paling sering pertanyaan-pertanyaan yang muncul soal kapan punya anak dan bla bla bla lainnya yang makin menambah runyam/kacau fikiran dan perasaan seseorang atau pasangan tersebut. Kadang kita sendiri sudah melupakannya atau dibuat santai saja, karena kalau difikirkan terus menerus akan membuat kita semakin stres, dan itu juga menjadi salah satu faktor gangguan hormon dalam tubuh. Nah ini malah selalu dihantam pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan terus menerus. Kadang sering mikir, mereka yang bertanya seperti itu apakah sengaja untuk membuat kita merasa sedih dan terpojokkan? Apa lagi mereka-mereka yang sudah tau kondisi kita sulit hamil, tapi malah sering kali dihujani kata-kata yang sama.
Sedikit saran sih, jika hanya sekedar basa-basi, tolonglah jangan vulgar langsung bertanya kapan punya anak atau malah judge belum punya anak juga? Walaupun terkadang seseorang tersebut bisa tetap tertawa dihadapanmu, atau menjawab dengan santai ucapanmu, namun percayalah dia sedang menahan sesaknya dalam dada. Dalam diam, dalam sepi, dia sedih, dia menangis.
Bagaimanapun pertanyaan kapan hamil, kapan punya anak, belum punya anak juga, ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat tidak sopan untuk dilontarkan. Pertanyaan soal momongan ini 10 (sepuluh) tingkat lebih berat dari pada pertanyaan kapan nikah? Kalau kapan nikah, itu urusan kita manusia sendiri yang memutuskan. Besok nikah sama siapa kan bisa, yang penting nikah dan kamu yang punya keputusan. Sedangkan kalau soal hamil atau momongan, apakah kita manusia yang memutuskan? Tidak, Tuhan lah yang memutuskannya. Dan entah kapan Tuhan memberikan kepercayaan kita untuk diberikan amanah buah hati dalam hidup.
Wajar jika ada keluarga yang lama tidak bertemu, atau teman lama yang baru berjumpa kembali menanyakan apakah sudah punya buah hati? Tapi yang sering kali buat jengkel kan beberapa orang yang sudah tau kondisi kita tapi masih saja menanyakannya seakan-akan memang sengaja menyakiti diri kita. Jikalau hanya sekedar basa-basi ketika berjumpa seperti bingung mau ngomong apa biar gak terkesan sombong atau hening tidak ada obrolan, atau memang ada rasa penasaran ingin bertanya mengenai momongan yang lebih halus itu gimana yaa kata-katanya?
"Eh, kamu di rumah berdua aja kan ya sama suami? Cie... pacaran terus, romantis terus dah" Otomatis si dia akan menjawab "Tidak, di rumah kami bertiga atau berempat sama anak-anak" atau menjawab "Ooh..iya, kita berdua aja di rumah pacaran terus meski udah nikah".
"Bayar biaya sekolah anak-anak jeng kuwalahan, kalau dirimu mah enak masih belum punya tanggungan bisa cepet naik Haji.. hehe" otomatis akan menjawab "Ya disyukuri aja jeng, alhamdulillah masih bisa nabung untuk banyak hal" atau mengelak "Gak punya tanggungan gimana jeng, anak udah dua kok, sama aja".
Ini salah satu atau dua pertanyaan yang lebih elegan untuk diungkapkan. Dan secara gak langsung kita juga sudah mengetahui rasa penasaran diri kita pada pasangan tersebut belum atau sudah dikaruniai momongan. Jadi teman/keluarga kita tersebut tidak secara gamblang akan kita sakiti dengan pertanyaan vulgar yang menjurus pada kondisi seseorang tersebut.
Semoga dengan artikel ini, kita semua bisa lebih bisa menjaga perasaan seseorang atau pasangan yang masih sulit atau belum dikaruniai momongan. Beban mental mereka sudah berat, jadi jangan kita tambahi dengan pertanyaan tersebut yang membuat beban mental mereka bertambah berat. Karena momongan ini keputusan Tuhan, bukan manusia yang memutuskannya seperti pernikahan. Dan sebenarnya tanpa kita bertanya pun seandainya di masa depan memang pasangan tersebut hamil atau dikaruniai momongan, mereka juga pasti akan umumkan kabar bahagia tersebut pada semuanya. Bisa jadi di story Wa, di sosmed, dsb.
Mari kita doakan sejenak, semoga semua pasangan bisa diberikan rasa cinta dan kebahagian, kemudian diberikan buah hati di waktu yang tepat suatu saat nanti. Amiin YRA 🙏🏻
Semoga bermanfaat.. Terima kasih sudah membaca.. 😘
Salam, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H