Datang ke studio, siaran. Usay siaran dua sampai tiga jam, selesay dan pulang. "Hati-hati di jalan kak kalau pulang, di luar sedang hujan & jalan licin"Â begitu Pendengar Radio memberi perhatian pada Penyiar favoritnya ketika musim hujan. Padahal bisa jadi Penyiar tersebut baru pulang beberapa jam lagi usay siaran dan hujanpun sudah reda.Â
Ya, tidak salah Pendengar memberi perhatian pada Penyiar favoritnya. Tidak salah juga ketika Pendengar Radio mengira bahwa usay siaran, penyiar favoritnya langsung pulang. Berlaku juga anggapan pendengar bahwa Penyiar tersebut datang ke studio tepat waktu saat mau On Air saja. Hipotesis tersebut sepenuhnya tidak salah karena mereka tidak mengetahui kesibukan apa saja yang dilakukan para Penyiar di belakang layar.Â
Radio yang resmi dan bukan ilegal pastinya mempunyai management yang jelas. Mulai dari perizinan frequensi, pajak, SDM (sumber daya manusia) berkualitas, dll. Ketika kamu mendengarkan suatu frequensi Radio, yang berhubungan denganmu hanyalah Penyiar.Â
Namun setiap Radio besar, selain para Penyiar juga mempunyai management yang berdiri di belakang layar. Seperti terdiri dari : Presiden Director, Manager, Supervisor, Music Director, Production, IT, Marketing, dan banyak divisi lainnya yang bekerja di dalam maupun di luar ruangan seperti divisi lapangan untuk live report.Â
Jadi jika ditanya apakah Penyiar Radio langsung pulang usay siaran? Jawabannya tergantung Penyiar tersebut. Jikalau ia tidak ada tugas tambahan di studio bisa langsung pulang. Sebaliknya jika masih ada tugas tambahan ya masih harus stay di studio hingga tugasnya tersebut selesay atau setidaknya hingga jam kerjanya usay.
Bagaimanapun tiap management Radio juga tidak bisa disamakan. Ada Radio yang jam kerjanya sesuai jam siaran yaitu 2-3 jam saja. Ada juga management Radio yang jam kerjanya hingga 8 jam kerja, bahkan lebih. Tergantung kebijakan dan kesepakatan masing-masing Radio tersebut. Sehingga penting untuk memperhatikan ketika awal masuk atau tes calon crew baru tentang syarat dan ketentuan yang perlu disetujui untuk bisa bergabung menjadi orang media.
Yang pasti bekerja di media itu berbeda dengan bekerja pada instansi lainnya. Salah satu contohnya libur kerja tidak bisa di hari minggu. Jika semua crew/member/team libur di hari minggu, otomatis hari minggu yang siaran siapa, yang gatekeeper siapa, yang operator siapa? Sehingga libur crew harus di rolling mulai senin sampai minggu agar di studio tidak kosong. Karena akan menjadi lucu ketika tiba-tiba sebuah Radio tiap hari minggu hilang dari peredaran karena semua crew/penyiar libur di hari yang sama.
Oh ya, tadi penulis menyebut kata gatekeeper, operator. Hmm.. itu apa ya? Gatekeeper itu yang bagian nerima SMS/Whatsapp pendengar, angkat telpon Pendengar juga, baru diteruskan ke Penyiarnya.Â
Jadi pada intinya pesan yang kamu kirim ke nomor suatu Radio, itu tidak langsung diterima oleh Penyiar utama di ruang on air. Sebaliknya diterima oleh orang yang bertugas mendampingi Penyiar dalam artian data dari Pendengar yang masuk untuk disalin hingga dilanjutkan pada penyiar, dan orang yang bertugas tersebut dalam media radio menyebutnya adalah Gatekeeper.Â
Selanjutnya operator, ia bertugas untuk memegang mixer yang ada hubungannya dengan lagu yang terputar di Radio tersebut. Jadi fungsinya Penyiar memang benar-benar fokus pada apa yang akan disampaikan. Bagaimanapun seorang Penyiar yang dijual itu adalah suara dan kreatifitasnya. Salah berucap juga akan menjadi hal yang fatal. Karena media dituntut untuk menyampaikan fakta yang akurat, bukan sebaliknya.
Terkadang para Penyiar pun juga multi talent. Di studio tidak hanya ditugaskan sebagai Penyiar saja, melainkan diberikan tanggung jawab lainnya. Ya seperti penulis bilang di atas seperti bergantian menjadi gatekeeper dan operator. Â Begitupun divisi lainnya seperti production, marketing, dll. Jadi sangat mungkin jika Penyiar tidak langsung pulang usay siaran, melainkan masih mengerjakan tugas lain yang perlu dikerjakan di kantor.
Terakhir yang perlu digaris bawahi, bahwa yang sudah dibahas di atas ini adalah sedikit pencerahan dari Radio resmi yang managementnya berjalan. Radio milik pemerintah, Radio milik instansi pendidikan/sekolah/campus, dan Radio untuk bisnis, pastinya visi misinya berbeda. Pengaturan managemen-nya pun juga berbeda sesuai kebutuhan dan kemampuan.Â
Apalagi Radio ilegal sama sekali tidak bisa disamakan. Semua tidak bisa di pukul rata bahwa semua Radio sama. Karena semua kembali pada kemampuan radio masing-masing juga dan ada efek dari para pengiklan di dalamnya sehingga mempengaruhi profit perusahaan untuk perkembangan suatu media, termasuk mempertahankan aset SDM yang berkualitas.
Thanks for reading.. Hope it's useful 😘
Regard, @Alfira_2808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H