Mohon tunggu...
Alfira Rizka Faizah
Alfira Rizka Faizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Munculnya Benih Kesesatan dalam Islam

2 Oktober 2018   18:49 Diperbarui: 2 Oktober 2018   19:50 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nama murji'ah diambil dari dari kata irja' atau arja'a yang bermakna penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja'a mengandung arti memberi pengharapan yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT. 

Selain itu, arja'a berarti pula meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman. Oleh karena itu, murji'ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali dan Muawiyah, serta pasukannya pada hari kiamat kelak.

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal usul kemunculan Murji'ah. Teori pertama yaitu mengatakan bahwa gagasan irja' atau arja'a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik dan untuk menghindari sektarianisme. 

Teori lain mengatakan gagasan irja' yang merupakan basis doktrin murji'ah muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Tholib, Al Hasan bin Muhammad Al Hanafiyah, sekitar tahun 695. Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan Mu'awiyah, dilakukan tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Muawiyah. Kelompok Ali terecah menjadi dua kubu, yaitu yang pro dan yang kontra. 

Kelompok kontra akhirnya menyatakan keluar dari Ali, yaitu kubu khawarij memandang bahwa tahkim itu bertentangan dengan Alquran, dalam pengertian tidak bertahkim berdasarkan hukum Allah SWT. 

Oleh karena itu, khawarij berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar dan dihukum kafir, sama seperti perbuatan dosa besar lain, seperti zina, riba', membunu tanpa alasan yang benar, durhaka terhadap orang tua, serta memfitnah wanita baik-baik. 

Pendapat khawarij tersebut ditentang sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murji'ah dengan mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosannya diserahkan kepada Allah SWT. apakah mengampuninya atau tidak.

AJARAN POKOK MUJRIAH

Ajaran pokok Murji'ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja' atau arja'a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan yang dihadapinnya, baik persoalan politik maupun teologis. 

Di bidang politik, doktrin irja' di implementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok, yang hampir selalu di espresikan dengan sikap diam. Adapun di bidang teologi, doktrin irja' dikembangkan Murji'ah ketika menanggapi persoalan persoalan teologis yang muncul saat itu. 

Pada perkembangan berikutnya, persoalan-persoalan yang di tanggapinya menjadi semakin kompleks, mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan, tauhid, tafsir al-quran, pengampunan atas dosa besar, kemaksuman nabi, hukuman atas dosa, pertanyaan tentang ada yang kafir dikalangan generasi awal islam, hakikat al-quran, nama dan sifat Allah serta ketentuan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun