Mohon tunggu...
Alfi Pangest
Alfi Pangest Mohon Tunggu... Pendidik -

Pembelajar, pekerja sosial, penikmat buku, penggiat pendidikan, pecinta seni dan budaya, desain, serta sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

CuCi Dara

4 Januari 2011   11:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:58 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bernyanyi lagu cinta


bermain suatu cerita


tak bosankah kau dengan sesuatu yang terlihat fana


kau bolehlah berkata


semua orang rasa


tapi cinta bukan oksigen yang gratis diterima



muda tua pun sama


terjebak dalam drama


bahkan yang masih belum berijasah pun tak beda


inikah teorema


yang banyak orang puja


bahwa cinta itu takkan pernah kenal usia



cinta pada dunia


korupsi merajalela


akibatnya banyak yang sengsara di mana-mana


cintai ciptaan-Nya


tapi mana buktinya


bumi laut pun marah dan takkan ada habisnya



Oh Tuhan tolonglah, bangsa ini sedang dilanda cinta


cinta pada korupsi


cinta untuk konsumsi


yeah


Oh teman dengarlah, banyak hal yang penting tuk kau lakukan


berkarya untuk bangsa


berbakti tuk negara


huwoo



tak usah ku munafik


cinta memanglah asik


apalagi bila kau senandungkan dengan musik


tapi cinta itu buta


berhenti kapan saja


tak pedulikan siapa sedang apa bagaimana



banyak yang menderita


cinta diputus rasa


dan makin banyak orang yang jadinya putus asa


bila siap mencinta


siaplah menderita


karena hidup takkan nikmat tuk selama-lamanya



Oh Tuhan tolonglah, bangsa ini sedang dilanda cinta


cinta pada korupsi


cinta untuk konsumsi


yeah


Oh teman dengarlah, banyak hal yang penting tuk kau lakukan


berkarya untuk bangsa


berbakti tuk negara


huooooo



nb : Mencoba menulis lirik lagu, lagu rap bertemakan cinta, sayangnya nada-nada yang dibutuhkan belum mampu digenggam dengan segenap hati, jadilah lagu tanpa nada yang mewakili kehampaan diri.


CuCi Dara : Curhat Cinta lewat Udara.

Tulisan sebelumnya :

Kenangan Manis Menangis di Penghujung Tahun; Dung-dung Crek buat Laskar Garuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun