Aira Meira seorang siswi berprestai yang bercita-cita menjadi dokter suatu hari nanti. SMA Sucipto ya dia mengenyam pendidikan sudah hampir 3 tahun . Berbagai cerita di balik bangku SMAnya pun sungguh menarik penuh suka duka dan asmara.
Siapa yang tidak kenal pasangan goal di SMA Sucipto yaa antar ketua rohis dan ketua PMR. Mereka selalu menjadi perbincangan berawal dari kelas 11 yang keduanya sama sama mencalonkan diri menjadi ketua di ekskul yang mereka ikuti. Dan ya mereka terpilih menjadi ketua organisasi tersebut.
Berawal dari Prian yang kakinya terluka kena batang besi yang ada di sekitar kantin. Lukanya cukup lumayan parah walupun tidak sedalam itu, bergegas dia ke uks dan yang bertugas saat itu adalah Aira atau kerap dipanggil Ai
" permisi " dengan sopan dia mengetuk pintu uks
" iya ada apa kak ? ehh itu kakinya kenapa, sini-sini duduk dulu" bergegas menarik kursi
" sebentar tunggu dulu tak bersihin luka nya, sakit ya ? kok bisa itu kenapa ? Â mengambil kotak p3k dan segera memberi pertolongan pertama
" agak perih ya , tahan sebentar " fokus mengobati luka
" pertanyaan tadi perlu di jawab ?" tanya priam yang hampir terpesona dengan muka panik yang sedari tadi di lihatnya
" jawab juga gak masalah " sambil mendangakan wajahnya dan bertemulah kedua pasang mata
Deg entah itu perasaan apa priam mencoba mengendalikan apa yang tidak seharusnya di rasakan.
 Ya mereka memang sesama ketua di ekskul PMR dan ROHIS sering juga mengikuti kegiatan kegiatan sekolah yang melibatkan mereka. Tapi ya begitu aira tidak pernah berbincang dengan laki-laki selain ada kepentingan tidak ada basa-basi atau apapun.
"kena material di dekat kantin, gak liat-liat jadi ya kena deh" jelas priam
"ow, sudah selesai ,mau istirahat di uks dulu pulang atau bisa ke kelas ?" tanya ai
"bisa ini mah, makasih ya" sambil tersenyum menunjukkan gummy smile nya
Melihat senyum yang sungguh mengalihkan dunia aira, perasaan yang tidak pernah di rasakan aira sebelumnya. Dunia terasa berhenti sejenak 1 2 3 aira tersadarkan dan menundukkan kepala.
"astagfirullah " batin aira
" iya , jangan lupa itu di ganti perbannya 1 hari sekali biar gak infeksi" saran aira
" wah gak bisa ganti sendiri , kalo gantinya di sini boleh gak " bernegosiasi dengan aira, faktanya memang priam saja yang malas untuk melakukan hal itu
" boleh saja , dateng saja " gumam aira
" baiklah, bay ai" sambi lberjalan terpincang pincang
"hati- hati " menatap di atas mata priam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H