Mohon tunggu...
Alfi Nur'aini
Alfi Nur'aini Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2015

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lomba Sepeda Hias Rebutkan 'Raja Kaya'

20 September 2015   20:43 Diperbarui: 23 September 2015   22:27 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Juara Utama dengan Hadiah 1 Ekor Sapi"][/caption]Sore ini, 20 September 2015 tak seperti biasanya alun-alun Sewandanan Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta dipadati oleh banyak pengunjung lebih dari biasanya. Hal ini disebabkan karena Daerah Istimewa Yogyakarta sedang memperingati AMANAT 5 SEPTEMBER 1945.

Peringatan kali ini panitia mengadakan lomba sepeda hias. Lomba ini tergolong unik disebabkan oleh iming-iming hadiah yang akan diberikan oleh panitia. Yaa .. unik .. karena hadiah yang akan diberikan untuk para pemenang dalam perlombaan sepeda hias ini bukan uang atau barang elektronik, melainkan Raja Kaya dan kawan-kawannya. Raja Kaya adalah istilah dalam bahasa jawa untuk menyebut tanaman perkebuanan dan binatang ternak.

Disana telah berjajar banyak bibit tanaman mulai dari bibit buah yaitu mangga, sawo, sawo kecik, durian,  rambutan dan pepohonan yaitu bibit jati, sengon serta tersedia pula tanaman empon-empon & TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yaitu antara lain bibit kunir, bibit laos, bibit jahe dan masih banyak lagi.

Binatang ternak yang disediakan oleh panitia untuk para pemenang pun tidak tanggung-tanggung .. yaitu mulai dari Sapi, Kambing, Angsa, Lele, Mujair, Ayam Jago, Babon, Kalkun Menthok, Benih Gurami, Nila, Bawal serta hewan ternak lain. 

Acara ini dimulai pada pukul 2 siang tadi. Pada pembukaan acara, disampaikan tentang sedikit sejarah AMANAT 5 SEPTEMBER 1945 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Bapak Umar Priyono, yang sebelumnya telah memberi sambutan pembukaan acara Lomba Sepeda Hias ini. Sebelum acara lomba sepeda hias ini dimulai di panggung acara AMANAT 5 SEPTEMBER 1945 ini dibuka dengan lantunan lagu dangdut. Setelah itu barulah dimulai acara lomba sepeda hias ini dengan rute  yang rutenya start dari alun-alun Sewandanan Kadipaten Pakualaman kemudian keluar ke Jl. Kusuma Negara menuju Balai Kota kemudian lmelewati Jl. Timoho dan berputar untuk menuju ke garis finish yaitu kembali ke alun-alun Sewandanan Kadipaten Pakualaman lewat lempuyangan.

Event ini lumayan menyedot perhatian warga, sehingga banyak yang berminat dan berpartisipasi untuk mengikuti lomba sepeda hias ini. Lomba yang di selenggarakan oleh pemerintah DIY di alun-alun Sewandanan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta ini dimulai kurang lebih pukul setengah tiga waktu indonesia bagian barat. Serta diikuti oleh sekitar 500 peserta yang kurang lebih 200 peserta lengkap dengan sepeda hiasan uniknya dan kostum yang tak kalah unik melekat pada peserta. Sementara peserta lainnya mengikuti para pesepeda dengan berjalan kaki dengan rute yang sama.

Dipenghujung acara tanpa menunda-nunda lagi, panitia telah memutuskan para pemenang yang berhak membawa pulang si  Raja Kaya. Pemenang dalam lomba ini terdiri atas 1 Juara utama yang berhak membawa pulang satu ekor sapi dan Juara 1, 2 dan 3 mendapatkan hadiah berupa masing- masing 1 ekor kambing serta Raja Kaya  yang lain dibagikan untuk para peserta yang beruntung mendapatkan doorprize tersebut sebagai hadiah hiburan yang di undi melalui para nomer peserta.

Hadiah hiburan tersebut banyak diborong oleh rombongan dari Tim Teater bimbingan Bp. Toelis Semaro  (45 tahun) dari SMK Negeri 1 Yogyakarta. Rombongan tersebut berhasil merebut 2 ekor angsa, 4 kantong bibit ikan serta beberapa bibit tanaman. Beliau (Bp Toelis) sengaja mengajak anak didiknya untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini karena menurut beliau, penting bagi warga Yogyakarta untuk mengetahui “apa sih Amanat 5 September itu?” sebab diacara ini disinggung sejarah tentang Amanat 5 September tersebut. Serta beliau menginginkan anak-anak didiknya untuk mengetahui seberapa besar perjuangan pahlawan kita pada peristiwa 5 September tersebut sangat  jauh lebih berat jika dibandingkan dengan dengan hal ini yang hanya bersepeda mengelilingi kota Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun