Mohon tunggu...
Alfin Rizal
Alfin Rizal Mohon Tunggu... wiraswasta -

You know who am I .. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ruang Angan dari Selatan

15 April 2016   22:41 Diperbarui: 15 April 2016   22:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Sebuah Catatan dari AC Andre Tanama  untuk Pameran Tunggal Alfin Rizal “Ruang Angan” 5 November 2015 di Omah Alas Art House)

Oopsss… Kopi hitam dalam cangkirku sudah berkurang tiga perempat. Malam ini kopiku sudah dingin. Ya tentu saja! Bikin kopi sudah sejak tadi pagi, gimana nggak dingin?! Hahaa… Kini aku bisa melihat ada ruang dalam cangkirku saat kopi tak penuh. Kopi dalam cangkir itu pun memiliki ruang sendiri. Baik ruang dalam cangkir maupun ruang di teras rumahku –yang menjadi tempat (ruang) dimana cangkir kopiku diletakkan. 

Kini –karena imaji tentang kopi di atas sudah tertuliskan– kopi hitam itu sendiri menjadi ruang yang baru, yakni ruang imajinasiku yang telah mengada. Ia telah mewujud dalam pengamatan. Proses pengamatan sederhana terhadap ruang dalam cangkir kopi –yang telah dingin– itu setidaknya membantuku dalam usaha (belajar) mengerti keberadaan ruang yang ada di sekitar kita. Sekecil apapun, tentu saja ruang memiliki kaitan erat dan bahkan melekat pada diri kita serta di luar diri kita. 

Demikian pula perihal waktu. Ruang dan waktu bisa menjadi dimensi yang tak pernah habis untuk kita pikirkan/ kita perbincangkan. Hmm… aku ingin melanjutkan tulisan ini untuk Alfin Rizal. Tapi tak seru rasanya jika proses melanjutkan tulisan ini tak ditemani tembakau kretek dan secangkir kopi hitam panas yang semlonyoh. Pun lebih asoy bersama bumi yang semakin panas ini. Jadi, ijinkanlah aku sebentar untuk ke dapur dan membuat secangkir kopi hitam yang baru dan menikmati proses ini.

#tuangkopihitam

Tulisan di atas bukan serta-merta dihadirkan tanpa maksud. Pengamatan (sederhana) terhadap objek atau hal-hal sederhana yang ada di dekat kita bisa menjadi metode (sederhana pula) untuk memahami hal-hal lain yang lebih kompleks. Terlebih jika hendak membicarakan Ruang Angan –yang dipilih Alfin Rizal– sebagai tajuk pameran tunggal perdananya kali ini (sekaligus sebagai judul buku Rere yang akan diluncurkan pada pembukaan pameran). Ruang Angan di sini merangkum sejumlah karya-karya Alfin Rizal dalam sebuah ruang presentasi bernama Omah Alas.

#menghisapkretek

Pameran tunggal ini ternyata juga pernah tercatat sebagai hal yang penting dalam angan Alfin Rizal di masa lalu. Berangkat dari sanalah, Rizal berusaha untuk menuruti apa yang ada dalam angannya untuk kemudian diwujudkan dalam kenyataan. Alfin Rizal pernah mengatakan bahwa sejatinya angan-angan yang bijak itu adalah angan-angan yang berupaya mewujudkan/ merealisasikan bentuk akan sesuatu hal yang semula masih begitu abstrak, lewat proses demi proses. 

Dengan kata lain pameran tunggal Alfin Rizal ini merupakan sebuah hasrat dirinya ketika kini ia tengah berproses dalam dunia seni. Selain itu pameran tunggal ini juga merupakan bentuk (ruang) nyata dari setiap angannya yang bergerak dan berubah terus-menerus seiring melajunya sang waktu.

#hembuskanasapkretek

Ruang Angan atau Matra Hati (bisa juga disebut sebagai Ruang Kontemplasi) bukanlah ruang yang sulit untuk ditemukan. Ruang itu menyimpan abstraksi kehidupan dan berada di dalam setiap manusia –yang meskipun begitu tidak semua manusia mampu melahirkan apa yang berada di dalamnya. Ruang Angan ini penting dipresentasikan oleh Alfin Rizal karena bagi dirinya semua berawal dari angan-angan. Lantas angan-angan itu menjelma menjadi hasrat dan keinginan. 

Dalam proses selanjutnya akumulasi semua itu menghasilkan imajinasi yang bermuara pada impian dan obsesi. Impian itu akan membentuk sikap, pemikiran, dan intuisi. Proses pembentukannya bisa dimulai dari perenungan, pembelajaran, penjelajahan, pendalaman, perumusan, hingga evaluasi. Kemungkinan pada tahap ini akan mengalami hal yang disebut kegagalan. Itu adalah hal biasa. Bagaimanapun juga karya demi karya akan tercipta secara nyata. Pada gilirannya karya-karya akan menginspirasi orang lain. Kala fase itu terlampaui maka ia akan menyempurnakan karya pada proses selanjutnya. Seperti itulah siklus berkesenian yang bagi Alfin Rizal adalah suatu kenikmatan luar biasa.

#cecekpuntungkretek

Selain karya-karya seni lukis, seni gambar, seni instalasi, dan seni video, ada sebuah karya live performance art yang dihadirkan Alfin Rizal dalam pembukaan pameran kali ini. Alfin Rizal akan menjelaskan bagaimana ia berproses dengan karya-karyanya melalui karya live performance art berjudul “Ruang (Studio) Angan”. Di sini ia mendeskripsikan apa yang dialaminya ketika berkarya dan juga bentuk nyata yang lahir dari keabstrakan angan dirinya. 

Bagaimana relasi keintiman antara seniman dengan karyanya –yang sarat dengan pesan itu–akan diungkapkan secara teatrikal melalui performance art tersebut. Lelaku mencipta sebuah karya bagi Alfin Rizal adalah hal yang harus dilakukan setiap orang yang hidup di dunia seni. Rizal berpandangan bahwa kesenian yang dilakoninya memberi harapan positif dalam upaya memberi manfaat bagi publik atau paling tidak untuk manusia terdekat di sekitarnya.

#sruputanakhirkopihitam

Karena kopi hitam sudah kuhabiskan, tulisan ini pun akan kuakhiri. Pesanku hanya cukup menggarisbawahi ulang nasehat orangtua Rizal. Ingatlah dan pegang selalu pesan orangtuamu untuk jujur dan tak terbawa arus yang tak sesuai dengan nuranimu. Karena seperti halnya karya seni, ia adalah ruang kejujuran. 

Ketika pilihan berkesenian itu dijalani dengan keyakinan, maka ruang berkesenian yang lebih luas akan terbentang di depan mata, dan ruangmu takkan menjadi raung. Karya-karya maupun setiap unsur kesenian yang dihadirkan dalam pameran tunggal ini semoga menjadi ruang berbagi yang menghantarkan energi positif untuk kita semua. Selamat berpameran dan selamat ulang tahun, Alfin Rizal. Tetap semangat dan jangan ragu jalani hidup berkesenian. Berkah Dalem

 

AC Andre Tanama

Kawan ngopi di Sewon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun