Mohon tunggu...
Alfino Hatta
Alfino Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Membaca, menulis puisi dan tertarik belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Strategi Efektif untuk Mengatasi Overthinking: Pengalaman dan Tips Pribadi

14 November 2024   11:48 Diperbarui: 14 November 2024   12:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi overthinking. (unsplash.com/@muhmedelbank)

Pada masa lalu, saya sering mengalami overthinking, yaitu kecenderungan untuk terus-menerus memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi atau berlarut-larut dalam kecemasan. Stres sering kali timbul setiap kali saya menerima kritik atau komentar negatif dari orang lain. Kekhawatiran ini semakin meningkat ketika saya merasa tidak mampu mencapai kesempurnaan dalam berbagai aspek kehidupan. 

Lebih menyulitkan lagi, saya cenderung menyimpan kegelisahan ini sendiri tanpa berbagi dengan orang lain. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya menyadari bahwa overthinking lebih sering dialami oleh individu yang cenderung introver. Sebaliknya, individu dengan kepribadian ekstrover cenderung lebih jarang menghadapi kecemasan berlebihan tersebut.

Meskipun demikian, overthinking bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi. Terdapat berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kebiasaan berpikir berlebihan, khususnya bagi mereka yang memiliki kecenderungan introver. Berikut adalah beberapa metode yang telah saya terapkan untuk mengatasi overthinking:

1. Menyerahkan Segala Urusan kepada Tuhan yang Maha Esa

Langkah pertama yang penting dilakukan adalah menyerahkan segala urusan kepada Tuhan. Apa pun yang telah terjadi, hendaknya diterima dengan ikhlas dan sabar, serta diyakini bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Tuhan dengan sempurna. Keyakinan ini dapat mengurangi kecemasan, karena kita menyadari bahwa setiap peristiwa merupakan bagian dari rencana-Nya yang terbaik. Dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya, kita dapat melepaskan beban pikiran yang berlebihan.

2. Menghindari Kebiasaan Melamun yang Berlebihan

Salah satu faktor utama pemicu overthinking adalah kebiasaan melamun dan memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk fokus pada hal-hal yang nyata dan produktif. Melamun secara berlebihan hanya akan memperburuk kecemasan dan menyebabkan kita terjebak dalam prasangka yang tidak diperlukan. Setiap kali merasa terjebak dalam lamunan, ingatkan diri dengan pertanyaan, "Apa yang bisa saya lakukan untuk menghilangkan kebiasaan berpikir berlebihan ini?" Pertanyaan ini akan membantu kita kembali fokus pada hal-hal yang lebih produktif.

3. Melakukan Kegiatan yang Bermanfaat

Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat sangat efektif untuk mengurangi overthinking. Ketika kita sibuk dengan aktivitas yang produktif, pikiran kita tidak akan memiliki banyak ruang untuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu. Selain itu, kegiatan yang bermanfaat juga dapat membantu kita mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.

4. Mengalihkan Diri pada Aktivitas yang Menyenangkan

Dalam beberapa situasi, mengalihkan perhatian dari hal-hal yang memicu stres dapat menjadi solusi yang efektif. Temukan kegiatan yang menyenangkan dan mampu menghibur hati. Aktivitas seperti menonton film, mendengarkan musik, membaca buku, atau berkumpul dengan teman-teman yang membawa energi positif dapat membantu meredakan pikiran yang berlebihan. Kegiatan yang menyenangkan tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membantu kita untuk lebih rileks dan santai.

5. Menuliskan Pikiran yang Mengganggu

Jika overthinking terus menghantui, cobalah menuliskan segala kekhawatiran di atas kertas. Setelah menuliskannya, sobek atau bakar kertas tersebut sebagai simbol melepaskan beban pikiran. Dengan menuliskan pikiran, kita dapat memperoleh perspektif yang lebih jelas dan terstruktur, sehingga lebih mudah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Menuliskan pikiran juga membantu kita melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih objektif.

6. Membaca Buku atau Mempelajari Hal Baru yang Menambah Wawasan

Salah satu cara yang baik untuk mengalihkan pikiran dari overthinking adalah dengan membaca buku atau mempelajari sesuatu yang baru. Pilihlah bacaan yang bermanfaat dan dapat memperkaya wawasan Anda. Dengan meningkatkan pengetahuan, kita akan lebih terfokus pada hal-hal positif yang membangun, sehingga overthinking dapat diminimalisir. Membaca buku yang inspiratif juga dapat memberikan pandangan baru tentang cara menghadapi kehidupan dengan lebih bijaksana.

7. Berlapang Hati dan Tersenyum

Menjalani hidup dengan sikap lapang hati serta kebiasaan tersenyum dapat membantu kita menghadapi berbagai situasi dengan lebih positif. Berusaha menerima setiap keadaan dengan hati yang lapang akan memudahkan kita untuk melepaskan beban pikiran. Tersenyum, meskipun sederhana, dapat memberikan dampak positif pada suasana hati dan membantu kita merasa lebih tenang. Terkadang, tindakan kecil seperti tersenyum mampu mengubah cara pandang kita terhadap suatu masalah.

8. Mengurangi Sifat Introver dengan Menekuni Aktivitas Ekstrover

Salah satu metode yang sangat efektif bagi saya adalah dengan mengurangi sisi introver melalui aktivitas atau pekerjaan yang lebih sering dilakukan oleh orang ekstrover. Sebagai contoh, saya secara sengaja memilih berprofesi di bidang penjualan, yang mengharuskan saya untuk berinteraksi dengan banyak orang. Pada awalnya, saya merasa tidak nyaman dengan pekerjaan ini. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai beradaptasi dan menemukan berbagai manfaat.

Salah satu keuntungan dari pekerjaan ini adalah saya menjadi lebih 'cuek' terhadap komentar negatif dari orang lain. Sebagai seorang marketer, saya dituntut untuk tidak terlalu memedulikan pandangan orang lain jika ingin mencapai target penjualan. 

Sikap ini kemudian terbawa dalam kehidupan sehari-hari saya, yang pada akhirnya membantu mengurangi overthinking. Dengan bertemu banyak orang, saya juga belajar untuk lebih terbuka dan mengurangi kecenderungan untuk terlalu memikirkan hal-hal yang tidak perlu.

9. Menceritakan Prasangka kepada Orang yang Bijaksana

Ketika kita merasa khawatir atau memiliki prasangka buruk, sangat membantu untuk berbagi cerita dengan seseorang yang bijaksana. Saya pernah mengalami situasi di mana seorang teman menyebut saya "aneh" di belakang saya, yang membuat saya merasa tidak nyaman dan berprasangka bahwa dia membenci saya. 

Setelah menceritakan hal ini kepada seorang sahabat yang bijaksana, saya mendapatkan perspektif baru yang membantu menenangkan pikiran. Sahabat saya menyarankan agar tidak terlalu memikirkan komentar tersebut, karena orang tersebut memang cenderung suka mengomentari orang lain secara negatif tanpa alasan yang jelas.

10. Menghilangkan Pemikiran "Harus Sempurna"

Pemikiran bahwa kita harus selalu sempurna sering kali menjadi pemicu utama overthinking dan stres. Memiliki standar tinggi memang penting, tetapi memaksakan diri untuk selalu sempurna dapat menyebabkan kekecewaan yang mendalam, bahkan depresi, ketika harapan tersebut tidak tercapai. 

Pendekatan yang lebih bijak adalah menggantikan pemikiran "harus sempurna" dengan prinsip "berusaha maksimal, namun menyerahkan hasilnya kepada Tuhan." Manusia hanya bisa berusaha, namun hasilnya tetap berada di tangan Tuhan. Apa pun hasilnya, yakinlah bahwa itulah yang terbaik dari-Nya. Dengan demikian, kita dapat melepaskan beban mental yang diakibatkan oleh tuntutan kesempurnaan.

11. Fokus pada Kelebihan Diri

Overthinking sering kali muncul dari rasa rendah diri akibat komentar negatif orang lain. Untuk mengatasi hal ini, cobalah fokus pada kelebihan yang Anda miliki, yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Misalnya, jika seseorang menganggap Anda tidak kompeten, ingatlah bahwa Anda mungkin memiliki kelebihan lain, seperti penghasilan yang lebih besar atau kemampuan khusus. 

Dengan demikian, kita akan lebih mudah menerima bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap individu memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Berfokus pada kelebihan diri akan membantu kita membangun rasa percaya diri dan mengurangi dampak negatif dari komentar orang lain.

12. Tidak Terlalu Menyesali Kesalahan

Kesalahan adalah bagian dari sifat manusia. Terlalu menyesali kesalahan yang telah dilakukan hanya akan membuat kita terjebak dalam overthinking. Sebaliknya, terimalah kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran dan gunakan pengalaman tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. 

Dengan menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan tempatnya salah, kita akan lebih mudah memaafkan diri sendiri dan melanjutkan hidup. Belajar dari kesalahan adalah langkah penting untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Demikianlah beberapa metode yang saya terapkan dalam mengatasi overthinking. Setiap individu mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi permasalahan ini, tetapi yang terpenting adalah tidak mudah menyerah dan terus berupaya memperbaiki diri. Ingatlah bahwa overthinking hanya akan menguras energi dan waktu yang berharga.

 Saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penjelasan ini, karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam mengatasi overthinking.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun