Mohon tunggu...
Alfino Hatta
Alfino Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Membaca, menulis puisi dan tertarik belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kerja Cerdas vs. Kerja Keras: Mana yang Lebih Efektif?

6 November 2024   09:56 Diperbarui: 6 November 2024   10:03 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, Mrs. Stork memiliki pandangan yang sangat berbeda. Baginya, kerja keras adalah bekerja secara terorganisir. Lembur baginya hanyalah pilihan terakhir, dilakukan hanya dalam keadaan yang sangat mendesak. Ia lebih sering datang pagi, menyelesaikan tugasnya tanpa menunda, dan menghindari bekerja mendekati tenggat waktu. Jika terpaksa harus lembur hingga larut malam atau bahkan menginap di kantor, ia akan meminta hak cuti sebagai kompensasi di hari-hari berikutnya. Pandangannya sederhana: "Jika saya harus bekerja keras untuk perusahaan, perusahaan juga harus memahami hak-hak saya sebagai karyawan." Mrs. Stork bekerja realistis, tanpa perlu mencari perhatian lebih.

Sikap Mrs. Stork ini sering kali menjadi bahan ejekan dari Mr. Tiger. Ia kerap mengejek Mrs. Stork karena sering meminta libur setelah lembur, atau beberapa kali izin pulang lebih awal karena pekerjaannya sudah selesai. "Kok jam segini sudah pulang? Mana dedikasinya buat perusahaan? Masa anak muda gampang capek, minta libur terus. Lihat saya dong, lembur nggak masalah," kata Mr. Tiger dengan nada meremehkan.

Bagi saya, ungkapan "Bekerjalah lebih cerdas, bukan lebih keras" sebenarnya lebih tepat jika diubah menjadi "Kerja keras dengan cerdas." Mrs. Stork adalah contoh dari orang yang bekerja sesuai porsinya, bekerja dengan baik tanpa terlihat berlebihan, dan mengerti hak-haknya sebagai karyawan. Meskipun ia mungkin tidak terlihat bekerja terlalu keras, hasil kerjanya tetap berkualitas.

Sementara itu, Mr. Tiger adalah contoh dari seseorang yang lebih mementingkan penampilan daripada substansi. Ia bekerja keras, tetapi sering kali tidak efektif. Segala hal yang ia lakukan tampak seperti simbolik dan lebih ditujukan untuk mencari perhatian daripada memberikan hasil yang nyata. Cara kerjanya lebih cocok disebut "kerja berlebihan dan tidak efektif."

Pada akhirnya, bekerja keras dengan cerdas berarti menyelesaikan tugas dengan baik, tidak manja namun juga tidak berlebihan, mengelola pekerjaan dengan baik, dan tetap menghasilkan hasil yang memuaskan. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih lama, tetapi juga tentang bekerja dengan cara yang lebih bijak dan terorganisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun