Seisi kelas tertawa malu.
Pojok. Tempat aku duduk.
Kemudian pergi ke kelas lalu.
Mustahil bagiku untuk menerobos masuk.
Dia lebih banyak dipuji daripada dicinta.
Potret dirinya selalu dengan senyum lebar.
Kamera tersembunyi yang mengawasi bar.
Untuk sementara waktu.
Aku tak minta apa-apa.
Ketika tiba waktunya kita bertemu.
Seperti asap yang terbebas di udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!