Malam itu juga ia dijatuhkan perintah.
Kunjungan itu membuat aku hidup kembali.
Mengapa takut? Dia punya maksud nikah.
Selalu gugup tidak menentu, aku tidak mengerti.
Aku menilainya sebagai orang yang cerdik.
Kusadari amat mirip dengan temanku.
Diriku tidak ingin terusik.
Orang itu.
Dalam hal apapun.
Aku adalah gambaran sejati pendiam.
Mencoba meluruskan anggapan:
Seakan-akan aku selalu menjadi raja segala alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!