Aku tak mengira itu sebegitu kejinya hingga tak bisa bersuara lagi.
Terbelalak melihat bentukmu yang memang mirip zombie.
Dimana tempat kita berkumpul, berdiskusi.
Tak peduli dengan pencapaian akademis.
Ada serangkaian foto tentang siswa-siswi.
Meski terasa segar dan manis.
Teman, oh aku lega kamu kembali.
Aku tak pernah tahu caranya saling mencintai.
Menjawab datar.
Mengangguk dengan berat hati.
Dia bersandang pada karang besar.
Sungguh tidak menempuh syarat:
Boleh jadi demikian.
Menjadi seorang sahabat.
Tetapi bukankah itu penistaan?
Hati tertutup salju.
Mencakup tumpang tindih bergaya personil bersenjata.
Ia bangkit berdiri dan mengangkat para serdadu.
Dengan muka masih basah karena air mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H