Kapal asing telah berlayar mewah.
Kepergiannya laksana cangkang muda direbut dari induk.
Menurut ayah barang itu sangat murah.
Berliannya saja dari kira-kira dua truk.
Berlayar dalam, lancar penuh siasat, dan menggagahkan seperti Dewata.
Negara asing ini berada sejauh separuh dunia kita.
Sejauh pikiran dapat menjangkaunya.
Merajalela tanpa proses semuanya.
Dalam negeriku, baru seumur jagung.
Dengan cepat kalimat itu menggelembung dan membiak diri.
Sebenarnya, aku agak tersinggung.
Siapa pemilik negeri,
Dengan berjuta mata memandang.
Kecantikannya memang memukau.
Di tengah-tengah krisis ini dia tampak agung.
Tetapi rasanya ada parasit bermain dalam negeriku.
Hingga pompaan jantung.
Terhenti di aliran diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI