Teringat saya kepada seorang tokoh influencer di media sosial yang kala itu ia sering berseru dalam setiap vidieonya “jangan jadi miskin!”. Seruan itu terdengar seperti menghinakan satu pihak atas dasar nasib yang dimilikinya, saya pun mendengarnya agak bingung mengapa seorang influencer dapat dengan mudahnya menyerukan seruan yang demikian. Apa sih yang salah dari orang miskin, sampai-sampai menyerukan seruan seperti itu. Kemudian jika kemiskinan itu merupakan hadiah langsung dari keluarganya, apakah seruan ini termasuk kepada orang yang seperti itu juga. Mengapa?.
PEMBAHASAN
Miskin adalah kondisi ketika seseorang memiliki keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (sandang pangan papan). Memang sih, pada dasarnya kebutuhan manusia itu tidak terbatas, hanya saja sumber daya yang dimilikinya saja yang terbatas. Lantas, apa yang perlu dilakukan orang miskin untuk dapat keluar dari status sebagai orang miskin?.
Berbicara akan kemiskinan, kita perlu mengetahui dasar dan akar awalan kemiskinan dalam seseorang itu seperti apa. Ya, bisa saja kemiskinan datang dari leluhur seseorang yang hidup sebelumnya, atau sebaliknya kemiskinan asalnya dari kebodohan ia sendiri. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan sebutan kemiskinan struktural sebagai definisi dari kemiskinan yang datang dari leluhur tadi, dan kemiskinan non struktural yang datangnya dari kebodohan si orang itu sendiri. Berikut ini saya akan paparkan apa saja yang perlu dilakukan si miskin untuk tidak terlihat miskin dan keluar dari status sebagai orang miskin.
SENI UNTUK TERLIHAT KAYA
Rekan-rekan pasti mengetahui bahwa lawan kata dari miskin adalah kaya. Selanjutnya, saya akan bahas dengan memberi tahu terlebih dahulu kepada rekan-rekan pembaca, bahwa kaya dan miskin yang dibahas disini adalah suatu sifat manusia yang bergantung pada mindset. Maksudnya apa?. Perhatikan penjelasan ini dengan baik
Beberapa orang yang terlahir di muka bumi ini, ada yang sudah kaya dan ada yang sebaliknya bukan?. Orang-orang yang terlahir tersebut, belum tentu di masa yang akan datang selalu merasakan nasib yang sama dengan nasib saat ia terlahir sebagai kaya atau miskin. Di dalam hal ini kita sepakat, bahwa kekayaan dan kemiskinan bisa datang di masa yang akan datang juga. Kemudian, kita juga sepakat bahwa orang yang miskin akan tetap miskin dan orang yang kaya akan tetap kaya.
Cara menilai bahwa orang miskin akan tetap miskin dan kaya tetap kaya, merupakan cara yang sederhana. Karena mau bagaimanapun kaya dan miskin ini hanyalah sekadar sifat. Kita akan sering menjumpai orang yang sebelumnya sangat miskin dan pada waktu sekarang ia telah menjadi orang terkaya. Kita juga sering menjumpai orang-orang yang dahulunya kaya, sekarang ia menjadi sebaliknya. Artinya, memang benar ini terkait dengan sifat. Jadi, jika kita memiliki sifat kaya ini, maka kita akan kaya, karena di bagaimanakanpun akan tetap terjadi kedua hal itu.
Ada suatu kisah dari Abdurrahman bin Auf yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW, yang menolak tawaran Sa’ad bin Rabi’ yang isinya adalah pemberian separuh hartanya, bahkan seorang istrinya pun ditawarkan kepada Abdurrahman. Singkat dan padat, Abdurrahman membalas dengan perkataan "Semoga Allah memberkahi hartamu dan keluargamu. Tunjukkan saja padaku di mana pasar”. Ada hikmah yang sangat besar dari peristiwa ini, yaitu Abdurrahman menunjukan secara langsung bagaimana mentalitas kaya yang dimilikinya.
Berbeda jika cerita diatas terjadi kepada orang yang tidak memiliki mentalitas kaya yang kuat, atau memiliki mentalitas miskin. Bisa saja orang itu, dalam sekejap menghabiskan fasilitas yang ada tanpa memikirkan tampilan visual ke depan apa yang dihadapi. Dan kemudian, dari apa yang ia dapati sekarang akan hilang pada masa yang akan datang.
Ada kisah lain di Tuban, Jawa Timur. Dahulu lahan-lahan petani dibeli oleh suatu perusahaan, yang menyebabkan beberapa ratus petani mendadak kaya. Kemudian harta itu digunakan layaknya orang yang memiliki mentalitas kaya yang rendah. Pada akhirnya, beberapa petani di kurban pun bangkrut sekaligus tidak memiliki apa-apa lagi.
Lagi-lagi kembali ke mental ya. Jadi kesimpulan nya adalah untuk terlihat kaya dan menjadi kaya kuncinya itu satu, yakni: "bagaimana anda dapat membuat diri anda memiliki sifat kaya. Karena orang yang kaya, mau ia jatoh semiskin apa pun akan tetap kembali kaya. Begitu juga dengan orang miskin (sebaliknya)".
Akhir kata, ada kalanya disaat kita tidak punya sesuatu merupakan cara Tuhan menjaga kita dari hal-hal yang belum dapat kita dapati. Karena kembali memberikan sesuatu yang bukan pada takaran nya, akan membuat hal itu tidak akan sinkron dan bisa saja berantakan.
Mari pecahkan angka kemiskinan di Indonesia dengan mentalitas kaya!
Jangan Miskin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H