Mohon tunggu...
Alfin Riza Masyita
Alfin Riza Masyita Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan dalam Kehidupan “Nyata”

29 Desember 2013   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:22 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa langkah atau proses yang dilalui dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan nyata, salah satunya adalah melalui dialog penalaran. Dalam dunia nyata yang kita tinggali ini, kita biasa masuk dalam percakapan yang melibatkan argumentasi. Seseorang mungkin mengajukan tuntutan yang diikuti oleh permintaan klarifikasi, yang kemudian diikuti oleh dasar kebenaran dan diakhiri dengan sangkalan. Komponen dari dialog argumentatif terdiri dari tuntutan, kadang-kadang diikuti oleh kelonggaran, permintaan atas dasar kebenaran, atau penyangkalan yag bisa diikuti oleh kelonggaran atau sangkalan tandingan,dll. Namun dalam berargumentasi masih banyak orang yang mengalami kegagalan dalam analisis logisnya, beberapa penyebabnya antara lain :
Buah pikiran yang keliru dari Reifikasi
Reifikasi suatu ide artinya menganggap bahwa ide nyata ketika sebenarnya ide itu bersifat hipotesis atau metafora. Orang-orang kerap kali mereifikasi ide-ide dengan pemerintah, surat kabar, persekerikatan, partai republik, partai demokrat, perusahaan besar, ibu pertiwi, dll
Argumen Ad Hominem
Adalah argumen-argumen yang menyerang karakter seseorang dan bukan isi argumennya. Yang berkaitan dengan argumen ini adalah argumen-argumen yang disahkan berdasarkan pengalaman seseorang atau pengetahuan yang didaapat dari pengalaman seseorang. Argumen ini ternetuk ketika satu contoh terlalu dibesar-besarkan dalam proses pengambilan keputusan. Contoh dari argumen ini misalnya ketika pada polotikus amerika di mana seorang kandidat menyampaikan suatu ide hebat tapi ia di debat bukan karena idenya tapi karena karakter moralnya. Atau ketika kita mengajukan evaluasi atau argumen berdasarkan apa yang kita atau orang terdekat kita alami.
Argumen yang menggunakan paksaan dan kekuatan
Sebagai contoh adalah penggunaann kekuasaan untuk mengesahkan suatu argumen. Misalnya Amerika mendapat dukungan saat perang vietnam karena mereka adalah bangsa yang kuat dan bermoral. Kekuatan dan moralitas mungkin bagus, tapi tidak ada hubungannya dengan perjanjian dan hak suatu bangsa atau kedaulatan. Meskipun demikian, sungguh manusiawi untuk mengajukan argumen semacam itu.
Argumen menggunakan kekuasaan dan ketenaran
Sebuah kesalah logis dibuat oleh orang-orang yang berkuasa dan atau orang terkenal di suatu wilayah yang membuat pernyataan tentang orang lain. misalnya adalah di dunia periklanan. Di mana mereka biasanya menggunakan artis atau atlit terkenal untuk mengenalkan dan mengiklankan produk yang terkadang mereka tidak ketahui. Mereka mengatakan atau berargumen mengenai hal-hal baik dari suatu produk sehingga masyarakat terpengaruh untuk mengonsumsinya.
Argumen mayoritas-pasti-benar
Argumen di mana jika kebanyakan orang melakukan sesuatu, hal itu pasti benar. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa seks bebas diperbolehkan karena jaman sekarang banyak yang melakukannya. Bahkan merupakan suatu tren dan akan merasa dikucilkan jika tidak melakukannya.
Argumen manusia jerami
Artinya membangun suatu argumen yang lemah dan menghubungkannya dengan orang lain sehingga kita bisa mengalahkannya. Karakteristik dari argumen ini adalah sebuah ciri yang mencolok (meskipun sangat tidak penting) difokuskan dan dipentingkan untuk mengalihkan tujuan utama argumen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun