Dalam struktur masyarakat modern, remaja dianggap relatif muda, dan mereka kurang terlibat dalam aktivitas orang dewasa. Seperti kehidupan politik masyarakat dan ekonomi. Itu mengubah kegiatan pemuda menjadi kegiatan Kelompok sebaya di luar rumah untuk dukungan identitas. sebuah kolompok teman memiliki dampak yang semakin besar pada kehidupan anak muda di masyarakat modern Hidupnya dalam kelompok ditandai dengan ikatan keluarga yang kuat dalam bekerja sama dan bahkan saling melindungi.
B. Pengaruh Budaya Asing terhadap Kenakalan Remaja
Globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenologi yang begitu pesat terutama internet dapat mempercepat masuknya dan berkembangnya budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masuknya budaya asing ke dalam negeri tentu saja akan terjadi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku masyarakat setempat memiliki efek positif atau negatif ketika dipengaruhi oleh pengaruh budaya asing Positif tentu akan membawa kemajuan dan kebaikan bagi masyarakat setempat, namun jika efek negatif kemudian memerlukan kehancuran. Budaya asing berpotensi mengubah cara berpikir, bekerja dan hidup, bahkan bisa mengubah budaya sendiri sudah tersedia
Pengaruh budaya negatif budaya asing terhadap para remaja, antara lain gaya hidup konsumtif,
gaya hidup mewah, pola hidup bebas (free sex, tidak mengenal sopan santun setempat,
kebebasan berpakaian yang mengandung birahi, penggunaan obat-obat terlarang, minuman
keras dan sebagainya). Dengan meniru budaya asing tersebut para remaja beranggapan bahwa
dirinya telah memenuhi sebagai gaya hidup orang modern. Untuk memenuhi anggapan tersebut
bagi remaja yang tidak memiliki dana dan agar terlaksana gayahidup yang di inginkan, mereka
akan melakukan segala cara untuk mewujudkannya dan bahkan menjadi delinkuen.
Untuk itulah, dengan pengaruh budaya asing yang masuk ke negara kita maka kita harus selalu
waspada dan melakukan upaya-upaya antisipasi agar kebudayaan kita sendiri tetap bertahan
dengan baik. Ada baiknya kita perhatikan apa yang dikemukakan William A Haviland (1988;
353) bahwa semua kebudayaan harus menemukan keseimbangan yang teliti diantara kebutuhan. individu dan maasyarakat. dari segala macam masalah yang terjadi pada remaja dapat meliputi segala macam kegiatan antisosial, termasuk kejahatan, penyalagunaan narkotika, atau sekedar menjauhkan diri, dan kalau berjalan terlalu jauh, akibatnaya dapat berupa keruntuhan kebudayaan dengan perubahan-perubahan yang disertai kekerasan.
Pada penanggulangan kenakalan remaja maka masyarakat dan pemerintah dipaksa untuk melakukan tindak-tindak penanggulangan preventif, penanggulangan represif dan penanggulangan secara kuratif.
a. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah usaha pencegahan terhadap masalah kenakalan remaja disini diartikan: segala daya upaya untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja, mempersempit ruang geraknya, mengurangi dan memperkecil pengaruhnya terhadap orang lain ataupun terhadap aspek-aspek kehidupan yang lain.
Tindakan preventif ini merupakan pencegahan terhadap perilaku penyimpang. Pada dasarnya tindakan preventif ini merupakan suatu pencegahan sebelum seseorang melakukan perbuatan menyimpang. Tindakan preventif yang dilakukan antara lain berupa:
1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2. Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung-kampung miskin.
3. Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk
memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari
kesulitan mereka.
4. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja.
5. Membangun badan kesejahteraan anak-anak.
Tindakan preventif yang dapat dilakukakn sekolah dalam
mencegah kenakalan remaja diantaranya:
a. Pembentukan pramuka sekolah
b. Membentuk badan dan club/latihan-latihan olah raga di luar jam sekolah.
c. Badan keamanan lalu lintas (BBKL) dan patroli keamanan
sekolah (PKS)
Tindakan hukuman bagi anak remaja delinkuen antara lain berupa :
menghukum mereka sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah berfungsinya hati nurani sendiri untuk hidup susila dan mandiri.
b. Tindakan Represif
Tindakan represif ini berupa pemberian sanksi atau hukuman ketika seseorang melakukan pelanggaran. Tindakan represif pada dasarnya merupakan pencegahan setelah terjadi pelanggaran.
Tindakan represif yang dilakukan diantaranya:
1) Aparat keamanan/penegak hukum perlu ditingkatkan kewibawaanya.
2) Sarana dan prasarana (termasuk personil) kamtibnas perlu ditingkatkan.
3) Untuk mengatasi perkelahian massal, cukuplah personil aparat keamanan diperlengkapi dengan tongkat karet/pentungan. Penggunaan senjata api sebaiknyadihindari, sebab yang dihadapi adalah remaja, anak sekolah/anak didik, bukan kriminal ataupun kaum pesuruh.
c. Tindakan kuratif
Setelah usaha-usaha yang lain dilaksanakan, maka dilaksanakan tindakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan menanggulangi problem juvenile delinquency. Tindakan kuratif yang dilakukan antara lain berupa:
1) Menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik yang berupa familial, sosial ekonomis dan kultural.
2) Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh dan memberikan fasilita yang diperlukan bagi perkebangan jasmani dan rohani yang sehat bagi anak-anak remaja.
3) Memindahkan anak-anak nakal kesekolah yang lebih baik, atau ke tengah lingkungan sosial yang baik.
4) Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan berdisiplin.
5) Memanfaatkan waktu senggang di kamp latihan, untuk membiasakan diri bekerja, belajar dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi