Mohon tunggu...
Alfin Febrian Basundoro
Alfin Febrian Basundoro Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan isi pikiran, bukan isi hati

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM 2018, tertarik pada isu-isu politik dan keamanan internasional, kedirgantaraan, militer, dan eksplorasi luar angkasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Akankah Selat Hormuz (Kembali) Menjadi Pusat Konflik Internasional?

15 Oktober 2019   20:24 Diperbarui: 15 Oktober 2019   20:29 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Iran benar-benar menguasai Selat Hormuz, bukan tak mungkin suatu saat Iran akan mampu memonopoli lalu lintas minyak di Teluk Persia dan tentunya akan menjadi keuntungan yang sangat besar bagi Negeri Mullah, karena dengan monopoli lalu lintas minyak di Teluk Persia, Iran akan meraup pendapatan yang luar biasa sekaligus menjadi hegemoni di kawasan Timur Tengah.

Langkah Iran dalam mengambil alih Selat Hormuz tentu tak mudah. Terdapat enam negara Teluk lain (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Irak) yang membutuhkannya demi kelangsungan ekonomi mereka yang amat bergantung pada sektor migas. 

Seluruh negara tersebut memiliki sejarah hubungan yang getir dengan Iran, di mana ekskalasi konflik dapat sewaktu-waktu terjadi apabila Iran berusaha menguasai selat tersebut. Tentunya dengan keterlibatan AS yang turut membutuhkan selat ini sebagai jalur suplai minyak utama mereka dan bersekutu pula dengan keenam negara Teluk.

Terlebih, setelah penerapan sanksi bertubi-tubi dari negara Barat sejak pengembangan program nuklirnya, Iran terus memperkuat kerja sama ekonomi-politik dengan Rusia dan Cina yang notabene merupakan rival AS. 

Apabila dua negara tersebut terlibat dalam masalah Selat Hormuz, praktis akan terjadi peningkatan potensi konflik yang signifikan di sana. Apalagi, Rusia dan Cina selama ini selalu menolak klaim AS bahwa Iran terlibat dalam insiden penahanan dan sabotase tanker yang hingga Agustus lalu terus terjadi. 

Mereka menganggap bahwa justru AS-lah yang selama ini melakukan tindakan ilegal dengan melakukan pengintaian wilayah Iran dan berusaha melakukan provokasi perang. 

Apabila konflik antarnegara di Selat Hormuz akan terjadi, tentunya akan mengakibatkan dampak yang masif dalam ekonomi-politik dunia. Industri minyak akan terancam, banyak negara akan kehilangan pendapatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun