Pemerintah Iran ingin menunjukkan diri bahwa negaranya patut ditakuti. Apalagi, alokasi alutsista modern dan relatif "elite" sebagian besar diserahkan pada Sepah, terutama pasukan khusus Quds, jauh melebihi alokasi pasukan reguler, terutama sejak era kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad.
Tak hanya piawai dan berpengalaman dalam melakukan intervensi militer di luar negeri, Sepah juga tak lepas dari tugas utamanya sebagai "penjaga semangat revolusi Islam".Â
Kebanyakan tugas domestik ini dipegang oleh sayap paramiliter Basij yang jumlahnya paling banyak. Sekadar informasi, maskipun jumlah resmi pasukan Sepah kurang lebih 125.000 personel, Basij memiliki pasukan yang jauh lebih besar jumlahnya karena juga terdiri atas para sukarelawan sipil yang jumlahnya mencapai jutaan.
Lucunya, tindakan mereka malah lebih nampak seperti polisi agama yang memastikan tegaknya hukum syariah, seperti melarang hubungan lawan jenis di luar nikah, menindak perjudian atau peredaran miras, hingga mengingatkan warga untuk beribadah.
Cukup masuk akal, karena Basij dikenal dekat dengan para Mullah (sebutan ulama Syiah). Basij (dan Sepah sebagai induknya) juga memiliki jaringan bisnis yang kuat termasuk beberapa perusahaan bernilai miliaran Dolar dengan anggota pemerintahan Iran. Tak sampai di situ, terdapat beberapa perusahaan minyak yang dikelola Sepah sebagai sumber dana.Â
Karena kedekatannya dengan Mullah dan pemerintah (terutama kalangan konservatif) inilah, posisi Sepah sangat berkuasa di Iran, bahkan tak jarang melakukan tindakan-tindakan kontroversial.
Sepah kerap melakukan kekerasan, terutama terhadap warga yang melakukan kritik terhadap pemerintah. Terlebih, ketika demonstrasi besar pada pemerintahan Ahmadinejad pada 2009 dan pada tahun lalu.Â
Warga yang kritis terhadap pemerintah atau hukum syariah Islam dengan cepat mendapat label "pengkhianat negara" atau "kontrarevolusi Islam", tak jarang pula mereka mendapat persekusi dari anggota Sepah dan sayap-sayapnya.
Karena dipandang sebagai lambang hegemoni Iran dan Syiah, Sepah secara resmi ditetapkan sebagai organisasi teror oleh Arab Saudi dan Bahrain pada 2018. Penetapan tersebut juga berkaitan dengan usaha Sepah untuk membantu Hamas (pejuang kemerdekaan Palestina) dan Hezbollah.Â
Kembali memburuknya hubungan Iran dengan AS akibat pembatalan kesepakatan nuklir secara sepihak bukan tidak mungkin membuat AS dan Barat menganggap Sepah juga merupakan organisasi teror di masa mendatang.