Mohon tunggu...
Alfin Febrian Basundoro
Alfin Febrian Basundoro Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan isi pikiran, bukan isi hati

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM 2018, tertarik pada isu-isu politik dan keamanan internasional, kedirgantaraan, militer, dan eksplorasi luar angkasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sepah, dari Penjaga Hegemoni Negara hingga "Polisi Agama"

21 Februari 2019   08:55 Diperbarui: 21 Februari 2019   10:27 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.whispereye.com/

https://www.algemeiner.com
https://www.algemeiner.com
Dalam perkembangannya, Sepah tak hanya berkecimpung dalam melindungi Revolusi Iran, namun juga berperan dalam mempertahankan negara. Kiprah Sepah mulai menjadi perhatian dunia luar ketika Perang Iran-Irak (1980-1988). 

Sepah menjadi salah satu garda terdepan yang melindungi Iran dari ambisi Saddam Hussein yang ingin mengeksploitasi ladang-ladang minyak Iran sekaligus menjadikan Irak hegemon baru di Timur Tengah. 

Sepah cukup sukses dalam memukul mundur pasukan Irak, bahkan mampu melakukan serangan balik dengan taktik "gelombang manusia". Sayang, keberhasilan tersebut harus dibayar mahal. 

Sejumlah besar pasukan paramiliter Basij yang relatif kurang terlatih menjadi korban. Penerjunan Basij sebenarnya merupakan keterpaksaan, karena pasca Revolusi 1979, militer Iran mengalami deklinasi pasukan yang drastis dan kekurangan alutsista.

Sepah juga diterjunkan ke luar negeri, dengan dalih "melawan para teroris dan agresor negara". Jumlah pasukan yang cukup gemuk ditambah ketersediaan unit pasukan khusus membuat Sepah layak diterjunkan ke luar negeri, mungkin begitu anggapan para petinggi militer Iran.

Peran Sepah semakin terlihat dalam rangkaian konflik di Timur Tengah dalam 15 tahun terakhir. Diawali dengan pengiriman pasukan ke Lebanon untuk melawan agresi Israel pada 2006, Sepah juga turut andil dalam Perang Sipil Suriah yang hingga kini seolah tak kunjung usai. 

Laporan The Telegraph menyatakan bahwa Iran mengirimkan 2.000-3.000 pasukan Sepah ke wilayah Suriah. Pasukan tersebut melatih tentara lokal sekaligus membantu kelompok bersenjata Syiah, Hezbollah dalam melawan Oposisi Suriah.

Dalam intervensi Iran di Irak guna melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), pasukan khusus Quds turut melakukan perlawanan. Selain perlawanan langsung, mereka juga mendukung dan melatih para milisi Syiah seperti Asa'ib Ahl al-Haq, Kata'ib Imam Ali, dan Muqawimun. Tak hanya pasukan, Iran juga menggelontorkan sejumlah besar dana yang menurut The Washington Post jumlahnya mencapai 1 miliar Dolar AS.

https://www.middleeastmonitor.com
https://www.middleeastmonitor.com
Nampak jelas bahwa Iran sedang berusaha menjadi hegemon baru di Timur Tengah. Strategi yang dilakukan Iran adalah dengan melakukan intervensi dalam setiap konflik dan isu-isu regional, terutama yang berkaitan dengan kemiliteran. 

Seolah menjadi "penyeimbang" terhadap pengaruh Arab Saudi dan negara-negara Arab lain yang dekat dengan Barat, Iran dengan Sepah-nya berusaha mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah. 

Dalam pelbagai latihan militer dan parade angkatan bersenjata di Iran, pasukan Sepah menjadi yang paling menonjol dan hampir selalu berada di baris terdepan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun