Mohon tunggu...
Alfin Febrian Basundoro
Alfin Febrian Basundoro Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan isi pikiran, bukan isi hati

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM 2018, tertarik pada isu-isu politik dan keamanan internasional, kedirgantaraan, militer, dan eksplorasi luar angkasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kediktatoran Presiden Obiang dan Korupnya Pemerintahan Guinea Ekuatorial

25 Januari 2019   19:54 Diperbarui: 26 Januari 2019   07:04 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bobroknya birokrasi Guinea Ekuatorial juga turut andil dalam berbagai masalah di negeri tersebut. Para pegawai negeri banyak yang menjadi 'alat partai' dan menjadi pelanggeng berkuasanya PDGE hingga saat ini. Tak sampai di situ, banyak para pegawai yang juga hobi menggelapkan uang negara atau dana yang diberikan kepada daerah, menunjukkan leluasanya perilaku koruptif diterapkan di sana.

Kebebasan berdemokrasi di Guinea Ekuatorial pada masa pemerintahan Obiang juga memprihatinkan. Oleh Freedom in the World negara ini disetarakan dengan Turkmenistan, Korea Utara, dan Eritrea dalam kategori "sangat tidak bebas". Bahkan, nilai demokrasi pada masa pemerintahan Macias Nguema dan pemerintahan Obiang idem ditto, berada pada angka 6 dan 7, yang bermakna tidak bebas.

Tak jarang pula, dalam pemerintahannya terjadi pelanggaran hak asasi, seperti penyiksaan terhadap tahanan, hukum tebang-pilih, diskriminasi ras dan wanita, hingga pelarangan pers antipemerintah, termasuk di antaranya berbagai pemaksaan yang dilakukan oleh elite politik untuk mengajak masyarakat supaya memilih Obiang kembali. Yang terbaru, Obiang bahkan menganggap dirinya adalah Tuhan bagi masyarakat Guinea Ekuatorial yang harus didewakan dan dihormati setinggi langit.

5704768220-524634308c-b-5c4ba3106ddcae21990a73d3.jpg
5704768220-524634308c-b-5c4ba3106ddcae21990a73d3.jpg
Baru-baru ini, ia bahkan mengangkat anaknya, Teodoro Nguema sebagai wakil presiden, sebuah tindakan yang sangat tak lazim dilakukan oleh pemimpin suatu negara. Hal ini semakin menegaskan bahwa kroninya akan terus berkuasa di Guinea Ekuatorial, bahkan bila mungkin untuk selamanya. 

Padahal, Teodoro Nguema sendiri harus berurusan dengan hukum di banyak negara, karena melakukan penggelapan pajak dan membangun perusahaan fiktif untuk menumpuk kekayaannya sendiri.

Dari segenap ketidakberesan dalam negeri yang disebabkan oleh tindakan Obiang dan pemerintahannya, tak heran jika ia pantas disebut sebagai seorang 'diktator yang sempurna'. Ia dan kaki tangannya mungkin akan terus berkuasa hingga benar-benar terjadi perubahan besar di Guinea Ekuatorial, dan selama itu pula penduduk negeri mungil tersebut akan terus menderita.

Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Human_rights_in_Equatorial_Guinea
https://en.wikipedia.org/wiki/Teodoro_Obiang_Nguema_Mbasogo
https://www.hrw.org/news/2017/01/27/equatorial-guinea-why-poverty-plagues-high-income-nation
https://issafrica.org/about-us/press-releases/equatorial-guineas-web-of-wealth-and-repression
https://www.theguardian.com/world/2017/oct/27/son-of-equatorial-guineas-president-convicted-of-corruption-in-france
https://www.nytimes.com/2017/11/27/opinion/equatorial-guinea-obiang-vice-president-corruption.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun