Mohon tunggu...
Alfin Febrian Basundoro
Alfin Febrian Basundoro Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan isi pikiran, bukan isi hati

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM 2018, tertarik pada isu-isu politik dan keamanan internasional, kedirgantaraan, militer, dan eksplorasi luar angkasa.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bagaimana Lompatan Ekonomi Terjadi di Rwanda?

24 November 2018   21:39 Diperbarui: 27 November 2018   13:08 2755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harapan hidup penduduk Rwanda juga mengalami peningkatan, mencapai 64,3 tahun pada 2017. Hal ini seiring dengan peningkatan kualitas kesehatan dan peningkatan akses penduduk terhadap fasilitas kesehatan. Prevalensi penyakit berbahaya yang menjangkiti penduduk juga mengalami penurunan, begitu juga dengan angka kematian bayi dan wanita.

Dukungan pemerintah Rwanda bagi kemudahan bisnis warga negaranya membuat pendirian usaha di negara ini menjadi salah satu yang termudah di Afrika. Rwanda menempati urutan ke-34 pada 2017.

Salah satu faktor yang menjamin lancarnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Rwanda adalah indeks persepsi korupsi yang rendah. Rwanda merupakan negara dengan pemerintahan terbersih kedelapan di Afrika dan pemerintah Rwanda berkomitmen untuk tegas dalam melawan tindak korupsi.

Selain itu, pemerintah juga menjamin kemudahan investasi baik asing maupun lokal. Kini, banyak perusahaan asing yang membuka lapangan pekerjaan di seantero Rwanda. Investasi tersebut menekan angka pengangguran hingga hanya 15% pada 2016. Defisit perdagangan yang dulu kerap terjadi mulai diperbaiki. Rwanda bahkan dapat mengekspor energi listrik ke negara-negara tetangganya.

Lompatan ekonomi Rwanda yang sangat signifikan membuat negara ini menjadi model bagi kebangkitan perekonomian Afrika. Kondisi Rwanda yang kacau balau dan penuh masalah pascaperang saudara pada 1990-1994 seolah terlupakan. Rwanda sudah bangkit dan bukan lagi negara terbelakang.

Pemerintah Rwanda di bawah Paul Kagame bahkan mencanangkan target yang lebih ambisius: membuat Rwanda menjadi Singapura-nya Afrika pada dekade 2020. Bukan sebuah target yang tidak mungkin, apalagi untuk sebuah negara berkembang yang memiliki SDM yang cukup.

Rwanda dapat menjadi cerminan bagi Afrika kini. Benua Hitam saat ini bukan lagi benua yang miskin, terbelakang, dan sarat masalah. Afrika terus mengalami perkembangan dalam berbagai sektor dan semakin banyak negara yang menggeliat secara ekonomi, berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Masa depan yang cerah bagi Afrika ada di depan mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun