Mohon tunggu...
Alfinda IraSetiani
Alfinda IraSetiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam

Saya adalah orang yang suka membaca dan penasaran dengan sesuatu yang baru yang belum pernah saya coba

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Society 5.0

27 Oktober 2022   13:35 Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:41 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arus globalisasi kian berkembang pesat. Teknologi semakin canggih bahkan bisa saja menggantikan manusia. Informasi diperoleh dengan mudah kapan pun dan di mana pun. Hal ini mengancam kualitas diri generasi bangsa yang menelan mentah-mentah informasi yang beredar. Zaman yang serba mengandalkan teknologi ini disebut dengan Era Society 5.0. 

Pada era ini, manusia dituntut untuk menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial yang terjadi dengan memanfaatkan inovasi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Perlu kita ketahui, bahwa era ini membawa dampak paling besar bagi dunia pendidikan. Terutama Pendidikan Islam.

Pendidikan Islam adalah upaya dalam menyiapkan manusia untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mempercayai ajaran agama islam. Pendidikan Islam ialah Pendidikan Islam pertama kali diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Dimulai dengan wahyu pertama yang turun yang mengisyaratkan perintah untuk memperoleh pendidikan yaitu Surah Al-'Alaq ayat 1-5. 

Rasulullah mengajarkan Pendidikan Islam dengan cara bertemu secara langsung. Tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar adalah masjid. Kemudian berkembang lagi, dengan adanya Kuttab. Hingga pendidikan Islam sampai pada puncak kejayaan pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Pada masa tersebut pendidikan berkembang dengan munculnya ilmu filsafat, ilmu kedokteran, matematika, astronomi, dan lain-lain. 

Dengan tokoh imuwan yang masyhur seperti Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi (penemu angka 0), dan Ar-Razi. Pendidikan Islam memiliki pusat peradaban di Baghdad, Bukhara, Samarkand, Mesir, dan sampai pada wilayah Barat yaitu Benua Eropa (Toledo, Cordoba, dan Sevilla).

Semakin berkembangnya Pendidikan Islam, muncul beberapa aliran-aliran yang digunakan sebagai acuan dalam Pendidikan Islam. Adapun aliran-aliran tersebut adalah bentuk hasil analisis pemikiran dari Muhammad Jawwad Ridla. Aliran pertama adalah aliran konservatif (pemikiran Al-Ghazali), menurut aliran ini pendidikan terbatas hanya ilmu yang dibutuhkan di dunia dan bisa membawa manfaat di akhirat dalam arti ilmu agama saja. 

Selanjutnya, aliran religius-rasional (pemikiran Ikhwan al-Shafa), menurut aliran ini ilmu dicapai dengan panca indra kemudian tertuang dalam jiwa manusia, artinya kebutuhan manusia tidak terbatas pada ilmu keagamaan saja, namun juga ilmu umum karena semua itu penting bagi manusia yang hidup di dunia dan di akhirat. 

Aliran yang ketiga adalah aliran pragmatis (pemikiran Ibnu Khaldun), aliran ini cenderung lebih berada di tengah-tengah, karena menurutnya semua ilmu yang dibutuhkan jasmani dan rohani adalah penting. Bahkan, berdasarkan pemikiran ini, ilmu berkembang sesuai dengan gejala sosial dan perkembangan yang terjadi di masyarakat.

Realitas Pendidikan Islam di Indonesia, pertama kali diajarkan dalam Pesantren, namun juga dalam lembaga formal. Pendidikan dalam pesantren membawa dampak besar bagi Indonesia, terbukti dalam kemerdekaan Indonesia yang juga hasil perjuangan dari para santri. Istilah tersebut dikenal dengan resolusi jihad. Untuk menghargai perjuangan santri, resolusi jihad diperingati setiap tanggal 22 Oktober. 

Sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri, Presiden Joko Widodo meresmikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional pada 15 Oktober 2015. Dengan demikian, kesimpulannya Pendidikan Islam hadir dalam setiap masa yang terjadi dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Kembali kepada topik yang dibahas, era society 5.0 berhasil mengguncang dunia Pendidikan Islam di Indonesia. Lembaga pendidikan islam formal dan pesantren dituntut untuk mengikuti perkembangan yang ada. Jika tidak, pendidikan islam akan tertinggal jauh seakan tidak menghargai perjuangan ilmuwan Islam yang telah membawa pendidikan islam sampai pada titik ini. Kemajuan teknologi menuntut untuk dimanfaatkan. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam pendidikan islam.

Dalam menghadapi era ini, Pendidikan Islam menyiapkan SDM yang berkualitas agar nanti bisa menciptakan inovasi baru yang memanfaatkan teknologi yang ada. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, kelengkapan sarana dan pra-sarana sekolah juga sangat diperlukan. Terbukti dalam lembaga pendidikan Islam formal, kegiatan pembelajaran menggunakan smart tv, LCD proyektor, dan smart phone. Dengan adanya kemajuan teknologi belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. 

Adapun sebagai penunjang era ini, lembaga formal pendidikan Islam juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti robotic. Banyaknya platform sosial media seperti youtube, instagram, tik tok, dan whatsapp juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan begitu, saya rasa sudah cukup dalam menghadapi Era Society 5.0.

Pesantren juga tidak diam di tempat. Pesantren yang cenderung menggunakan metode konvensional, tampak menunjukkan sebuah kemajuan. Masih dengan mempertahankan nilai-nilai Islam, pesantren menghadirkan BLK (Balai Latihan Kerja) yang direalisasikan oleh Kementerian Tenaga Kerja yang akan menciptakan bekal kerja bagi para santri.

Jadi, kesimpulannya, untuk menghadapi era ini lembaga formal pendidikan Islam dan pesantren sudah menyiapkan SDM dengan sedemikian rupa. Teknologi memiliki dampak yang baik asal bijak dalam pemanfaatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun