Ramadan adalah momen yang dinanti-nantikan oleh umat muslim tiap tahunnya, termasuk di Indonesia. Pasalnya banyak rutinitas yang dilakukan di bulan suci ini yang tidak dilakukan di bulan-bulan yang lain, seperti halnya puasa wajib, shalat tarawih berjamaah, hingga kegiatan seperti sahur on the road dan buka puasa bersama.Â
Dibandingkan Ramadan di tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini sangatlah berbeda, karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan banyaknya kegiatan yang identik dengan bulan Ramadan menjadi tidak terlaksana. Pemerintah mengimbau seluruh masyarakat untuk melakukan pekerjaan dari rumah, yang lebih sering dikenal dengan istilah work from home (WFH), demi memutus rantai penyebaran virus corona.Â
Namun pandemi ini jangan sampai menjadi penghalang untuk tetap menjalankan berbagai aktivitas ibadah, meskipun dilaksanakan di rumah. Seperti halnya dalam beribadah, para pekerja maupun pelajar sekarang ini melakukan kewajiban dari rumah.Â
Bekerja maupun belajar dilakukan senormal mungkin, meski nyatanya sangat berbeda apabila dilakukan seperti biasanya. Khususnya bagi pelajar, banyak keluhan yang muncul akibat WFH ini, misalnya tugas yang semakin menumpuk, materi yang tidak terlalu dipahami apabila dibandingkan dengan belajar secara langsung dengan guru atau dosen, dan permasalahan-permasalahan lain yang menuntut perhatian maupun waktu yang lebih banyak, sehingga banyak pelajar maupun pekerja yang kemudian begadang untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini mengingatkan saya dengan salah satu iklan bertema Ramadan yang paling berkesan bagi saya, meski iklannya telah lama berlalu.
Astaghfirullahal'adzim...Â
Kerja lembur bagai kuda..
Sampai lupa orang tua...
Ooh.. hati terasa durhaka...
Siapa  yang tidak tahu iklan ini? Iklan yang identik dengan ibu-ibu kasidah ini sempat viral beberapa tahun silam. Menceritakan seorang pemuda yang bermimpi pulang kampung membawa kardus yang ternyata isinya kosong. Niatnya ingin membahagiakan keluarga di kampung, namun bernasib sial karena dipalak oleh preman.Â
Kemudian muncullah sekelompok ibu-ibu kasidah yang menjadi pengiring iklan ini. Si pemuda lalu berjalan-jalan dan menemukan toko Ramayana yang sedang diskon besar-besaran. Si pemuda pun menjadi senang, karena tetap bisa membeli oleh-oleh untuk keluarga meski uangnya sudah berkurang akibat dipalak preman.Â
Ya, iklan penuh humor yang dibawakan sekelompok ibu-ibu ini nyatanya hadir di Ramadan tahun 2018, namun lirik dan nadanya tentu masih sangat familiar bagi banyak orang. Saat membaca penggalan lirik diatas, sebagian besar Kompasianer mungkin membacanya sambil bernyanyi, lengkap dengan qalqalah-nya. Sekuat itu dampak yang dihadirkan oleh sekelompok ibu kasidah ini.
Meski sudah berlalu dua tahun lamanya, iklan ini meninggalkan kesan yang sangat kuat bagi para penonton. Sekelompok ibu ini-pun sempat diundang ke salah satu acara talkshow karena penampilannya tersebut. Berikut video lengkap dari iklan Ramayana tahun 2018.
Semoga dapat menghibur kita semua dan menjadi penyemangat dalam bekerja di tengah pandemi ini. Meskipun harus kerja lembur, namun pasti ada kebaikan atau hikmah yang terkandung dari aktivitas yang kita lakukan. Mari tetap berdoa semoga pandemi ini segera berakhir agar kegiatan dapat kembali normal dan yang sedang jauh dari keluarga secepatnya dapat bertemu kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H