Mohon tunggu...
Alfina Asha
Alfina Asha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tulisan random.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alam Semesta yang Diakhiri dengan Epilog

11 Juni 2019   11:58 Diperbarui: 26 Desember 2020   08:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Dikutip dari tulisan Naimmah Nur Aini dalam buku Jarak Antarbintang)

Semburat dalam kabut perlahan disingkap oleh bintang yang terbit

Baskara tak pernah terbit

Kedatangan terang dan panas mengubah manis udara

Kabut dan perak adalah penjelmaan Halimun dan Salak

Megah yang hadir dalam sederhana dan ketidakmengertian

Ketangguhan yang polos

Mencipta lara jiwa yang rapuh perlahan benderang

Baskara tak pernah tenggelam

dan ancala tetap digdaya

Ardi dan rawi bersama dalam ketundukan

Layaknya Auriga yang memiliki Capella,

atau,

Alfa Centauri milik Centaurus

Layaknya submontana dan montana Halimun Salak

yang tabah berderai seiring bentala yang menghadirkan nyawa

pada hujan malam hari

Dan perlahan kenangan meresonansi,

Menembus batas langit untuk mencipta pertemuan tak kebetulan.

***

jawabmu waktu kutanya cepat

semesta; bersahaja

galaksi; bimasakti

langit; utara

bintang; matahari

meteor; lyrids

supernova; SN2006gy

nebula; refleksi

planet; mars

rasi; auriga

senja; syukur

fajar; relasi

malam; konspirasi

deklinasi; positif

kota; bogor

bulan; september

hari; jumat

musik; stradivarius

warna; biru

suara; azan

gunung; pangrango

gravitasi; relativitas

pantai; cibangban

bunga; lily

instrumen; postnikova

pertemuan; kebetulan

rindu; menular

rumah; kamu

aku; cinta

coba ganti tanya aku

aku;aku

***

Saya rekomendasikan buku ini untuk dibaca:) 

25 Juli 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun