Seperti pada pembahasan tentang teori perkembangan menurut Jean Piaget, ada banyak teori perkembangan menurut para ahli. Pada kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan sedikit pengetahuan tentang Terori Perkembangan menurut Lev Vygotsky. Sebelum masuk pada pembahasan inti, siapa sih Lev Vygotsky itu? Lev Semyonovich Vygotsky merupakan seorang psikolog dari Rusia yang lahir pada tanggal 17 November 1896 dan berkontribusi dalam teori perkembangan anak.
Perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget berbeda dengan perkembangan yang dikemukakan oleh Vygotsky. Teori piaget mengemukakan bahwa perkembangan anak lebih dulu dari pada pembelajaran, maksudnya struktur kognisi atau kecerdasan anak perlu berkembang sebelum jenis-jenis pembelajaran terjadi. Sebaliknya, Teori Vygotsky menjelaskan bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. Pembelajaran mengimplikasikan perolehan tanda-tanda yang didapatkan dari pengajaran dan informasi yang berasal dari orang lain. Perkembangan terkait dengan pengaturan diri (self-regulation) yakni perkembangan mengenai kemampuan berpikir, berkomunikasi, memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, dan lain-lain. Simbol atau tanda yang telah diinternalisasi yang diciptakan oleh budaya akan membantu seseorang untuk berpikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah tersebut.
Dalam proses interaksinya, tentu saja anak menggunakan dialog sebagai sarana untuk berkomunikasi, baik berkomunikasi dengan diri sendiri maupun berkomunikasi dengan orang yang berada disekitarnya. Terkadang ada anak yang berbicara dengan dirinya sendiri, hal tersebut bisa disebut dengan "private speech". Menurut Vygotsky, private speech terjadi pada tahun pertama anak, yakni ketika anak berusia 2-7 tahun. Private speech merupakan suatu kondisi dimana anak dapat berbicara dengan dirinya sendiri, setelah beberapa waktu kondisi ini menjadi alami bagi anak, dan anak tersebut mampu melakukannya tampa melakukan aktivitas verbal, ketika hal ini terjadi maka anak telah menginternalisasikan pembicaraan egosentris mereka dalam bentuk inner speech, dan inner speech itulah yang menjadi pikiran anak.
Teori yang dikemukakan oleh Vygotsky ini terfokus pada aspek sosial budaya, dimana aspek ini memiliki pengaruh terhadap perkembangan kognitif tiap individu. Teori perkembangan ini disebut juga dengan teori perkembangan sosiokultural. Adapun asumsi dasar teori vygotsky ini adalah "What the child can do in cooperation today he can do alone tomorrow" (Warsono, 2012: 59). Maksudnya, segala hal yang telah dilakukan dan dipelajari oleh anak pada hari ini dengan berkelompok dapat dilakukannnya kembali secara mandiri pada masa yang akan datang. Jadi pada teori ini individu berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi dengan lingkungan sosial budaya.
Dalam menjelaskan perkembangan kognitif, Vygotsky mengemukakan beberapa konsep. Beberapa konsep diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Zone of Proximal Development (ZPD),
Zone of Proximal Development merupakan sesuatu yang masih sulit atau belum dapat dikerjakan oleh seorang anak sendirian, tetapi anak dapat mengerjakan dengan bantuan orang lain atau orang dewasa yang lebih ahli atau berkompeten. Zona perkembangan proximal ini menggambarkan tugas yang masih belum dapat dipelajari oleh anak namun sanggup dipelajari pada waktu tertentu.
Menurut Vygotsky yang dikutip oleh Tedjasaputra, mengemukakan bahwa perkembangan kemampuan seseorang dibedakan menjadi dua tingkat yakni, tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual dapat dilihat dari kemampuan individu dalam memecahkan masalahnya secara pribadi. Sedangkan tingkat perkembangan potensial dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dibawah bimbingan orang dewasa atau orang di sekitarnya yang lebih berkompeten.
2. Scafolding Pembelajaran Sosial
Merupakan sebuah perancahan yang berarti menyediakan banyak dukungan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian menghilangkan dukungan dan meminta anak untuk memikul tanggung jawab yang semakin besar begitu dia sanggup.
3. Bahasa dan Pemikiran