Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film: (500) Days of Summer

27 Januari 2024   10:05 Diperbarui: 27 Januari 2024   10:29 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah menemukan potongan adegan yang di mana ada seorang laki-laki dan perempuan di sebuah lift dan berkata, "I love the Smith."?

Pernahkah terjatuh dalam sebuah hubungan yang tidak ada kepastian?

Pernahkah membayangkan bagaimana nasib seseorang yang tidak pernah mendapatkan kepastian dalam hubungannya?

Hal tersebut terjadi pada Tom Hansen, seorang laki-laki yang tidak pernah mendapatkan kepastian dari Summer Finn. Berikut adalah review film (500) Days of Summer.

Ringkasan

(500) Days of Summer menceritakan tentang laki-laki yang bernama Tom Hansen gagal terus dalam sebuah hubungan.

Hari itu, dirinya menemukan seorang perempuan di tempat kerjanya sebagai asisten, Summer Finn.

Perlahan-lahan, Tom Hansen mendekatinya dan mulai menyukai Summer dari berbagai aspek bagian tubuhnya.

Mereka banyak sekali melakukan hal-hal yang jauh dari kata rekan kerja.

Namun, Summer selalu menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyukai seseorang lagi, dan akan hidup sendiri tanpa adanya hubungan yang mengikat.

Menceritakan 500 Hari Bersama Summer

Mungkin membaca judulnya bisa menimbulkan salah makna, yang awalnya mengira perjalan cinta seseorang selama 500 hari di musim panas. Kenyataannya tidak seperti itu.

(500) Days of Summer menceritakan tentang timbulnya suasana hati baru di dalam Tom Hansen setelah gagal melulu menjalin hubungan.

Tom bekerja sebagai perancang sebuah kartu ucapan. Suatu ketika datanglah asisten baru, Summer Finn. Awalnya hanya menyukai biasa sampai menyukai sepenuhnya.

Sayangnya, Tom Hansen berada hubungan yang abu-abu, entah mau dibawa ke mana dan akan berakhir seperti apa.

Tom selalu bertanya mengapa dan bagaimana, namun respon Summer selalu sama, tidak akan menyukai orang lain.

Masalahnya adalah, Tom di sini sangat dekat dan sering melakukan hal-hal kocak serta yang melewati hubungan sebagai rekan kerja pada umumnya.

Namun, sayangnya Summer hanya menganggap sebagai teman. Sakit sekali nasibnya.

Alur Maju-Mundur

Tentunya sejak mengetahui konsep film yang diangkat adalah hari per hari, serasa lebih terbangun suasana step by step usaha Tom mendekati Summer.

Namun, sejak awal film ini dimulai, tiba-tiba sudah di hari di mana mereka memakai pakaian rapih.

Tentunya membuat bertanya-tanya, apa yang terjadi. Namun, langsung disajikan alur mundur di mana Summer tiba-tiba ingin berhenti memiliki hubungan dengan Tom.

Hal tersebut membuat bertanya-tanya, konflik apa yang terjadi dan mengapa bisa sampai seperti itu.

Secara alur, akan disajikan bagaimana proses Tom mulai jatuh hati pada pandangan pertamanya kepada Summer.

Lalu, bagaimana hubungan mereka sangat dekat dengan keseharian yang mereka lalui bersama-sama pun disajikan.

Selain itu juga, disajikan pascausai hubungan mereka. Di sini memperlihatkan kondisi kehidupan Tom seorang diri.

Tentunya dengan memiliki alur maju-mundur bukanlah hal yang bagus untuk menceritakan hubungan Tom dengan Summer.

Terkadang, alur yang sengaja dimajukan dan sengaja dimundurkan hanya untuk menggambarkan suasana saat dulu yang bahagia dan saat sekarang yang murung.

Mungkin konsep yang disajikan agar tidak terlalu sederhana. Karena jika disajikan hari ke hari berikutnya akan terasa seperti datar dan sederhana, sepertinya.

Romansa Komedi yang Menggelitik

Film ini memiliki genre romansa komedi yang komedinya terasa pas dan masuk saja.

Penokohan karakter Tom pun yang sangat pas terasa membangun dalam suasana komedi yang disajikan.

Kesan romansa dalam film ini pun tidak kalah bagus dibandingkan komedi yang disajikan.

Sehingga, adegan romantis antara Tom dan Summer pun sangat terbangun dengan komedi terselip di antaranya.

Penuh dengan Musikal

Hampir sepanjang film ini terdapat berbagai macam jenis musik yang mengiringi.

Entah musik itu hanya sebagai latar belakang, atau musik yang dinyanyikan langsung oleh karakter tertentu.

Tentu, ini menjadi referensi bagi penonton yang gemar mendengarkan sebuah musik untuk disajikan simpanan di playlist.

Selain itu juga, terdapat musikalisasi yang menggambarkan suasana hati Tom Hansen yang sangat teramat gembira.

Musikalisasi tersebut diiringi juga dengan grafis burung kecil yang tidak semulus dengan garapan film Disney yang menggabungkan unsur 2D dengan manusia.

Teknik Penyampaian Alur dengan Perbandingan

Seperti dalam sebuah video yang menyajikan before dan after, teknik tersebut disajikan dalam film ini. Hal ini sangat dikemas dengan baik.

Teknik ini muncul ketika adanya ekspektasi Tom ketika mengunjungi pesta di kediaman Summer dan juga dibandingkan dengan realitanya.

Sehingga kita melihat dua hasil adegan, yang melihatkan ekspektasi Tom dan realitanya ketika mengunjungi pesta di kediaman Summer.

Memang sedikit membuat bingung karena harus melihat kedua sisi, tetapi yang disajikan sangatlah apik dan memang pas sekali untuk menggambarkan suasana Tom.

Kesimpulan

Meskipun film ini sudah lawas, sangat direkomendasikan untuk menontonnya bagi yang penasaran dan juga ingin merasakan bagaimana rasanya sebagai laki-laki yang tidak memiliki kepastian dalam hubungan.

Film ini cocok untuk dinikmati dengan santai dan dijadikan referensi tontonan film romansa komedi.

Skor: 7.5/10

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun