Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Anime: Mononoke Hime (1997)

23 Januari 2024   10:20 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:25 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sketch mortal

Salah satu karya Studio Ghibli yang terbaik adalah Mononoke Hime yang tayang pada tahun 1997 dan mendapatkan berbagai penghargaan.

Mononoke Hime mendapatkan penilaian sangat bagus dan tidak pernah mengalami lonjakan penurunan, yaitu stabil di angka 8.66 di situs MyAnimeList.

Berikut adalah ulasan anime Mononoke Hime (1997) yang menjadi alasan kenapa harus ditonton.

Ringkasan

Ketika desa Emishi diserang oleh babi hutan yang telah menjadi iblis ganas, pangeran muda Ashitaka mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi sukunya.

Ashitaka berhasil membunuh iblis babi hutan tersebut dengan anak panahnya. Babi hutan tersebut membagikan kutukan ke bagian lengan Ashitaka yang membuat dirinya mempunyai kekuatan iblis dan akan menghabisi nyawanya perlahan.

Ashitaka diperintahkan oleh tetua desa untuk melakukan perjalanan ke barat untuk mendapatkan pengobatan.

Ashitaka tiba di Tatara, desa Besi, di mana dirinya terlibat dalam konflik hebat, yaitu Eboshi dari Tatara yang mendorong penggundulan terus-menerus, menentang Putri San dan roh suci para dewa hutan.

Ketika kekuatan alam dan manusia saling berlawanan, Ashitaka berjuang mati-matian untuk mendamaikan keduanya dan berusaha melawan iblis yang menggerogoti tubuhnya.

Plot yang Lebih Menceritakan Ashitaka

Anime ini menceritakan tentang perjalanan Ashitaka dalam mencari obat untuk menyembuhkan kutukan yang akan membunuh dirinya.

Dirinya berkeliling dan bertemu dengan penduduk desa Besi. Dirinya menolong dan sempat berpapasan dengan Putri San dengan dewa serigala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun