Selain soal peperangan besar yang akan terjadi, Amane menceritakan bahwa Tokitou dan Mitsuri memunculkan sebuah tanda, yang di mana tanda tersebut adalah tanda yang muncul seperti orang-orang yang hampir membunuh Muzan.
Hal itu membuat beberapa Hashira terkejut. Amane juga menegaskan bahwa Tokitou dan Mitsuri bukanlah pilar yang pertama kali memunculkan tanda tersebut, melainkan yang pertama adalah Tanjiro.
Amane pernah meminta Tanjiro untuk menjelaskan bagaimana mendapatkan tanda tersebut, tetapi hasilnya nihil. Sekarang, Amane meminta Tokitou dan Mitsuri untuk menceritakan bagaimana tanda tersebut muncul pada mereka.
Mitsuri sama seperti Tanjiro, hanya mengekspresikan yang dialaminya saat itu. Berbeda dengan Tokitou yang mempunyai pemikiran sendiri bagaimana tanda tersebut muncul.
Tokitou menceritakan pertarungannya melawan Gyokko. Saat itu, dirinya sedang terkena racun yang mengakibatkan kesulitan bergerak. Saat itu, seorang anak kecil yang ingin menyelamatkan Tokitou dan memunculkan kembali ingatannya lah yang menjadi pemicunya.
Tokitou saat itu menjadi sangat marah, sampai suhu tubuhnya lebih normal dan denyut jantungnya pun. Kemudian mereka akan melakukan  pelatihan untuk memunculkan 'tanda' dan bagi yang sudah memunculkan pun harus berpartisipasi.
Terjadi konflik yang di mana Giyu Tomioka ingin pergi meninggalkan pertemuan tersebut setelah Amane bepergian. Namun, Sanemi Shinazugawa membantahnya dan menanyakan kembali maksud Giyu tidak memiliki urusan untuk membahas strategi kedepannya.
Hal tersebut membuat Sanemi marah dan ingin menyerang Giyu. Berkat Gyomei Himejima menepuk tangannya dan meminta untuk membahas lebih lanjut karena dirinya memiliki usul.
Kembali ke Butterfly Mansion. Hotaru Haganezuka tiba untuk mengantarkan pedang milik Tanjiro. Haganezuka terengah-engah dengan keringat bercucuran dari topeng.Â
Tanjiro terlihat kagum dengan melihat hulu milik pedang Rengoku. Tanjiro melihat kepekatan warna hitamnya berbeda. Haganezuka menjelaskan bahwa pengguna sebelumnya merupakan pendekar dan kuat dan kualitas bajanya bagus.
Pada pedang tersebut, terdapat tulisan metsu yang berarti kehancuran. Haganezuka mengatakan penempa pedang tersebut bertujuan untuk menghancurkan semua iblis dan kemungkinan hirarki pemburu iblis ditetapkan setelah pedang itu dibuat.
