Sudah lamanya penulis tidak melanjutkan cerita dari Kimetsu no Yaiba musim kedua ini. Sambil menunggu pengumuman tentang Kimetsu no Yaiba pada tanggal 25 September, bisa dinikmati artikel yang penulis sajikan.
Chapter yang akan mengisi artikel ini adalah chapter 76 dan 77, yang berjudul "Di Berbagai Tempat" dan "Gemuruh". Langsung saja, kita menyelam dalam cerita Tanjiro dan teman-temannya.
Di kediaman Ogimoto, Inosuke kesal karena kedatangan Tanjiro yang tak kunjung muncul. Mereka berdua sempat berjanji akan bertemu nanti malam, tapi Tanjiro tak ada kabar.
Karena tak kuasa menunggu Tanjiro, Inosuke melakukan ancang-ancang dan melompat. Lompatannya menghancurkan langit-langit. Ia langsung memerintahkan kepada tikus untuk membawakan pedangnya.
Tikus-tikus itu adalah pelayan yang sedikit mirip dengan Tengen. Ketika Inosuke melepaskan pakaiannya dan menggantinya seperti biasa dengan topeng babinya, seorang anggota staf mengintip dengan ekspresi ngeri saat melihat Inosuke.
Di kediaman Kyougoku, tempat di mana Zenitsu dan Hinatsuru menghilang. Terlihat suami Omitsu yang sedang memegang kimono di tangannya. Sontak, Tengen muncul di ruangan itu dan memegang kunai ke tenggorokan suami Omitsu.
Tengen menanyakan hal yang terjadi dengan Zenitsu dan Hinatsuru. Suami Omitsu langsung mengatakan bahwa Zenko alias Zenitsu menghilang, sedangkan Hinatsuru sedang sakit dan pergi ke rumah bordil yang lebih jelek.
Tengen menanyai lebih lanjut, dan bertanya seseorang yang suami Omitsu curigai. Suami Omitsu berkeringat ketakutan, tetapi Tengen meyakinkan dirinya bahwa Tengen dapat dipercaya dan akan membalas dendamnya.
Oiran Warabihime atau nama aslinya Daki. Suami Omitsu juga memberitahu kediaman Daki. Tanpa berbicara, Tengen langsung menghilang meninggalkan suami Omitsu yang memegang kimono berdarah milik Omitsu.
Ketika Tengen tiba di ruangan yang diinformasikan suami Omitsu, ia tidak merasakan keberadaan iblis dan berpikiran bahwa Daki sedang berburu manusia. Tengen pun memutuskan untuk menuju tempat Hinatsuru sekaligus mencari keberadaan Daki.
Kembali di tempat Tanjiro yang mencium bau iblis. Tanjiro yang hinggap di jendela, melihat Daki yang sedang menyekap Koinatsu dengan obi miliknya. Obi adalah selempang lebar yang dikenakan di pinggang kimono Jepang.
Tanjiro kebingungan dengan keadaan Koinatsu. Bagaimana tidak, Daki dengan obi-Nya hanya menyekap kepalanya saja, sedangkan tubuhnya menghilang. Tanjiro berteriak menuntut untuk melepaskan Koinatsu.
Daki merasa dirinya direndahkan karena permintaan Tanjiro. Ia langsung menyerang Tanjiro dengan obi-Nya dan membuat Tanjiro terhempas keluar dari ruangan itu.
Tanjiro tertegun dari kecepatan dan kekuatannya Daki yang luar biasa. Tapi, Tanjiro berhasil mendapatkan kembali ketenangannya dan langsung bangkit kembali. Tanjiro menganalisis apa yang terjadi pada tubuhnya, situasi, dan menyadari senjata yang dimiliki oleh Daki.
Daki memanjat keluar dari jendela dan kagum bahwa Tanjiro masih bisa berdiri. Daki merasa mata yang dimiliki Tanjiro amat bagus dan ingin mencungkil serta memakannya.
Tanjiro meminta maaf pada Nezuko setelah menyadari salah satu tali bahunya patah. Ia memerintahkan Nezuko untuk tidak keluar meninggalkan kotak terkecuali nyawanya sendiri dalam bahaya.Â
Tanjiro memulai serangannya menggunakan Pernapasan Air, Bentuk Keempat : Serangan Gelombang Pasang untuk mencoba menebas obi-Nya. Tanjiro berhasil melakukan serangan udara terhadap Daki dan memotong ujung obi yang menyekap Koinatsu.
Setelah tiba di sala satu rumah Kirimise, rumah bordir kelas bawah, Tengen terlihat sedang memberikan obat pada Hinatsuru. Ia meminta Tengen untuk meninggalkan dirinya dan menyelidiki suara yang sempat terdengar beberapa lalu. Ia juga meminta maaf pada Tengen yang gagal dalam menjalankan misinya.
Pada awalnya, Hinatsuru ditempatkan di kediaman Kyougoku untuk menyelidiki keberadaan iblis. Ia menyadari bahwa Warabihime adalah iblis, tetapi ia tidak bisa berbuat sesuatu.
Hinatsuru mencoba melarikan diri dengan cara meminum racun dan berpura-pura sakit. Namun, Hinatsuru diberi obi oleh Warabihime. Tujuannya adalah untuk mengamati dan membunuh Hinatsuru.
Di kamar itu dengan obi yang berada di dinding, Tengen mengatakan untuk tidak melakukan apapun lagi. Ia juga memerintahkan Hinatsuru untuk pergi dari Yoshiwara setelah obat penawarnya bereaksi. Tengen pun mendekap Hinatsuru.
Tengen berlari mencari tempat pertarungan. Tengen berhenti di satu permukaan dan merasakan getaran yang datang dari bawah tanah. Ia mendekatkan telinganya agar mendengar lebih jelas. Tengen menyadari bahwa di bawah tanah tersebut terdapat gua yang besar.
Tengen mengeluarkan kedua pedangnya dan menggunakan Pernapasan Suara, Bentuk Pertama : Gemuruh. Kedua pedangnya dibantingkan ke tanah dan menyebabkan ledakan besar.
Suara ledakan yang dibuat Tengen terdengar oleh Daki. Daki mempertanyakan berapa banyak para pemburu iblis yang datang ke distrik tersebut kepada Tanjiro, tetapi Tanjiro menolak untuk memberitahunya.
Daki mencoba membuat kesepakatan. Jika Tanjiro memberitahunya, Daki akan membiarkannya hidup. Daki juga mengungkit pedang milik Tanjiro yang terkikis karena beradu serangan dengannya. Daki melihat keadaan Tanjiro yang mulai gemetar.
Tanjiro mulai meragukan kemampuannya untuk melakukan Pernapasan Air dibandingkan Urokodaki dan Giyu. Tanjiro berpikir bahwa ia perlu bergantung pada Tarian Dewa Bara Api. Ia merasa lebih cocok dengan tubuhnya. Tapi, Tanjiro menyadari bahwa ia tidak bisa menggunakan jurus tersebut karena kekuatannya yang besar.
Tanjiro mendapatkan kembali fokusnya dan mendorong dirinya sendiri bahwa segala latihannya harus membuahkan hasil. Tanjiro membayangkan suara Rengoku untuk mengobarkan api dalam hatinya.Â
Tanjiro melakukan Hinokami Kagura : Raging Sun (Tarian Dewa Bara Api : Matahari yang Mengamuk) untuk memblokir serangannya Daki. Serangan Tanjiro berhasil memotong sebagian besar obi-Nya. Daki menyadari gaya berpedang Tanjiro yang berubah dan gerakannya lebih tajam dari sebelumnya.
Ketika Daki mencoba menganalisis perubahan yang terjadi, Tanjiro tiba-tiba beranjak dengan cepat ke arah Daki. Tanjiro mengayunkan pedangnya menggunakan Hinokami Kagura : Flame Dance (Tarian Dewa Bara Api : Tarian Api). Tapi Daki berhasil menghindari serangan tersebut.
Obi milik Daki mencoba memenggal kepala Tanjiro. Tanjiro langsung menggunakan Hinokami Kagura : Fake Rainbow untuk melarikan diri. Daki terlihat kebingungan karena kehilangan lawannya.
Dalam hitungan detik, Tanjiro muncul di belakangnya dan memanfaatkan Hinokami Kagura : Fire Wheel untuk menyerangnya sekali lagi. Pedang Tanjiro berusaha menebas leher Daki.
Begitulah chapter 76 dan 77 dari anime Kimetsu no Yaiba musim kedua ini, Apakah Tanjiro berhasil menebas kepala Daki? Tunggu untuk kelanjutannya. Semoga terhibur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H