Kimetsu no Yaiba chapter 74 dan 75 akan mengisi artikel ini. Chapter itu berjudul Daki dan Berbagai Perasaan. Bagi yang ingin mengikuti keseruan Tanjiro dan teman-temannya, bisa dibacaÂ
Kejadiannya dimulai dua hari sebelum Tanjiro dan teman-temannya menyusup ke distrik hiburan. Nyonya rumah Kyougoku, Omitsu, mengadakan pertemuan dengan orian Warabihime.Â
Omitsu menjelaskan kepada Warabihime bahwa dia harus menahan diri dari menindas pelacur lain dari rumah itu. Karena tindakan itu membuat para pelacur kabur. Warabihime mengelak, dia mengakui itu tuduhan kejam.Â
Omitsu mengungkapkan frustasinya karena telah menahan semuanya. Warabihime menyangkut tentang kesuskesan rumah Kyougoku menjadi terkenal dan ramai berkat dirinya.
Fakta itu tak bisa dipungkiri oleh Omitsu, ia malah menceritakan sebuah kisah yang ia dengar dari seseorang penatua ketika Omitsu masih kecil. Omitsu menjelaskan bahwa penatua memberitahu seorang pelacur yang sangat cantik, tetapi memiliki kepribadian busuk.
Pelacur itu adalah oiran rumah tangga mereka dan telah ada sejak penatua masih kecil dan sangat mirip dengan orian yang dilihat penatua ketika dia dewasa. Kebetulan, nama-nama orian keduanya berakhir dengan 'hime' dan memiliki silau jahat ketika mereka tidak senang.
Saat Omitsu terus menguraikan, Omitsu melihat adanya kesamaan antara orian yang dilihat oleh penatua dan Warabihime. Warabihime memiringkan kepalanya dan menatap Omitsu. Omitsu ketakutan dan menanyakan siapa Warabihime.
Terlihat penampilan Warabihime yang berubah menjadi Daki. Daki memegang wajah Omitsu dan membawanya ke langit. Â Daki mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya berhasil bertahan hidup dengan tetap diam pada kekejaman yang telah mereka saksikan.
Omitsu ketakutan, tapi dirinya mengacungkan pisau untuk menusuk Daki. Daki tidak memakan tubuh Omitsu yang tua. Daki mengucapkan selamat tinggal dan menjatuhkan Omitsu dari ketinggian.
Daki berjalan di atap diiringi suara kepanikan dan ketakutan warga setempat.
Ketika Daki kembali ke kamarnya, ia disambut oleh kedatangan seseorang, Muzan. Muzan mengomentari Daki karena telah menjadi kuat dan memakan banyak manusia. Dengan cepat, Daki langsung bersujud di hadapannya.Â