Selama kemarahannya, Tengen menjelaskan bahwa dia membutuhkan anggota perempuan untuk melaksanakan misinya. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak perlu meminta izin kepada Shinobu.
Kiyo menangis sambil mengatakan bahwa Naho bukan anggota pemburu. Tengen langsung melemparkannya dari atap dan memutuskan untuk hanya mengambil Aoi. Tanjiro berhasil menangkapnya dan ia memarahi Tengen. Tak kenal menyerah, Tanjiro masih menuntut untuk melepaskan Aoi.
Tanjiro menawarkan dirinya dan rekan-rekannya untuk menggantikan Aoi. Zenitsu dan Inosuke tiba untuk melindungi gadis-gadis itu. Mereka juga ikut menawarkan diri untuk membantu misi Tengen. Tengen mengeluarkan tatapan yang seram dan membuat mereka semua ketakutan.
Akhirnya Tengen menyerah. Sebelum Aoi dikembalikan, Tengen memukul pantatnya dan berkata untuk jangan berani-berani menantang dirinya. Aoi pun kembali ke pelukan gadis-gadis itu.
Salah satu dari mereka bertiga bertanya kemana mereka akan pergi. Tengen memberitahu tempat yang akan mereka datangi, yaitu tempat yang terkenal dengan nafsu dan ketamakan di Jepang. Tanjiro, Zenitsu, dan Inosuke kebingungan. Tengen mengungkapkan bahwa tempat itu adalah distrik hiburan, tempat iblis tinggal.
Selama perjalanan, Tengen menginstruksikan dan menetapkan statusnya dewa. Semua yang ia katakan harus dituruti. Contohnya jika Tengen menyuruh mereka menjadi anjing, mereka harus menjadi anjing. Tengen menekankan sekali lagi pada mereka bahwa dirinya adalah dewa. Zenitsu menganggap Tengen sinting.
Seketika Tanjiro mengangkat tangannya. Ia bertanya tentang hal yang dikuasai Tengen sebagai dewa. Zenitsu pun merasa absurd pada Tanjiro yang menerima bahwa Tengen itu dewa. Tengen menjelaskan, dia adalah 'dewa perayaan'. Setelah mendengar itu, Inosuke dengan berani memperkenalkan dirinya sebagai 'raja gunung'. Semuanya menatap ke arah Inosuke dan Tengen merasa itu menjijikkan.
Tengen menginstruksikan kepada mereka untuk mengikutinya ke Rumah Wisteria. Mereka bertiga melongo ketika sosok Tengen menghilang di hadapan mereka. Seketika mereka sadar, Tengen sudah berlari dengan cepat di depan sana.
Rumah dengan lambang bunga Wisteria. Orang-orang yang tinggal di sana membantu pemburu iblis dan tidak meminta imbalan. Tengen menjelaskan rencana di tempat itu.
Tengen menginformasikan pada mereka bertiga untuk mencari sang istri. Hal itu membuat Zenitsu marah. Zenitsu yang marah memberitahu Tengen untuk tidak bermain-main dan berhenti menggunakan pemburu iblis sebagai comblangnya.
Zenitsu benar-benar salah sangka. Tengen meledak dan berteriak bahwa ia tak butuh comblang karena dia sudah menikah. Tujuan Tengen mencari istrinya adalah karena Tengen dengan istrinya kehilangan komunikasi.