Mohon tunggu...
Alfina Fadilatul Mabruroh
Alfina Fadilatul Mabruroh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menjadi guru tamu untuk mata pelajaran Sosiologi di kurikulum merdeka. Saya guru Sosiologi kelas X yang memiliki kemampuan mengajar materi Sosiologi, merancang dan menyelenggarakan kegiatan pameran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) program yang dirancang Kemendikbudristek.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi: Sebuah Ilmu yang Bermula dari Filsafat Sosial

5 Agustus 2024   09:16 Diperbarui: 5 Agustus 2024   09:23 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah Auguste Comte di Perancis menciptakan kata "sosiology" dalam bukunya "Positive Philosophy" yang diterbitkan dalam tahun 1838.. Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun 1876. Ia menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat ma- nusia dan mengembangkan teori besar tentang "evolusi sosial" yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Seorang Amerika, Lester F. Ward yang me- nerbitkan bukunya "Dynamic Sociology" dalam tahun 1883, menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus diarahkan oleh para sosiolog. Para sosiolog ini pada dasarnya adalah para ahli filsafat sosial. Mereka mengumumkan bahwa para sosiolog harus mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang nyata dan dari kenyataan ini menyusun teori sosial yang baik. Akan tetapi, metode mereka sendiri sering sekali menghasilkan sistem teori yang hebat dan kemudian mencari fakta untuk menunjangnya. Maka, walaupun mereka mendengung-dengungkan penelaahan ilmiah, namun usaha mereka relatif kecil dalam kegiatan tersebut. Namun, mereka mengambil langkah pertama yang perlu, karena gagasan tentang ilmu sosiologi harus mendahului pembentukannya. 

  • Seorang Perancis, Emile Durkheim, memberikan suatu demonstrasi awal yang sangat penting tentang metodologi ilmiah dalam sosiologi. Dalam bukunya Rules of Sociological Method yang diterbitkan pada tahun 1895 ia menggambarkan metodologi yang ia teruskan penelaahannya dalam bukunya Suicide yang diterbitkan dalam ta- hun 1897. Ganti berspekulasi tentang sebab-sebab bunuh diri, pertama-tama ia merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan sejumlah besar data tentang ciri-ciri orang yang melakukan bunuh diri dan dari data tersebut ia menarik suatu teori tentang bunuh dini.

  • Kuliah-kuliah sosiologi muncul di berbagai Universitas sekitar tahun 1890-an. The American Journal Of Sociology memu- lai publikasinya pada tahun 1895 dan The American Sociological Society (sekarang bernama American Sosiological Association) diorganisasikan dalam tahun 1905. Bila se- bagian besar sosiolog Eropa dini berasal da- ri bidang-bidang sejarah, ekonomi politik atau filsafat maka kebanyakan sosiolog Amerika ini adalah para pekerja sosial (social worker), para menteri, anak-anak men- teri, dan hampir semua berasal dari pedesaan.

  • Urbanisasi dan industrialisasi telah menciptakan masalah sosial yang gawat dan pa- ra sosiolog dini ini mencaricari "pemecahan ilmiah". Mereka melihat sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial. Edisi awal American Journal of Sociology relatif hanya mengandung sedikit artikel tentang uraian atau riset ilmiah, tetapi mengandung banyak khotbah tentang peringat- an dan nasihat. Sebagai contoh, suatu arti- kel yang agak lazim dalam tahun 1903 "The Social Effects of The Eight Hour Day" tidak mengandung data faktual atau eksperimental, tetapi seluruhnya diabdikan kepada pengungkapan manfaat sosial yang menurut penulis berasal dari hari kerja yang lebih pendek. Namun, menjelang tahun 1903-an beberapa jurnal sosiologi diisi artikel riset dan deskripsi-deskripsi ilmiah. Sosiologi menjadi suatu lembaga pengetahuan ilmiah dengan teorinya yang didasarkan pada observasi ilmiah, bukan lagi pada spekulasi di belakang meja atau observasi impresionistis.

  • Sayangnya secara umum, pendekatan yang dikemukakan para ilmuwan sosiologi pada abad ke-19 cenderung makro (luas). Bagi mereka, perubahan masyarakat dapat diramalkan dari ciri khas masyarakat itu sendiri. Karakteristik suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap perilaku warganya beserta perubahan sosial yang akan terjadi. Pendekatan makro (luas) mendapat kritikan dari para ilmuwan sosiologi abad ke-20. Pada abad ke-20 terjadi migrasi besar-besaran ke Amerika Utara tepatnya Amerika Serikat dan Kanada. Hal itu menyebabkan pertumbuhan penduduk sangat cepat, munculnya kota-kota industri lengkap dengan gejolak kehidupan kota besar, kriminalitas, sampai tuntutan emansipasi wanita. Akibat dari itu semua, perubahan masyarakat yang mencolok pun tak terhindarkan.

  • Pada abad ke 20 Sosiologi yang awalnya berkembang di Eropa semakin berkembang dan menyebar ke semua penjuru salah satunya Indonesia George Ritzer berjasa menyebarkan Sosiologi melalui karya  metateoritis  pertama  Ritzer  adalah  Sociology:  A  Multiple  Paradigm Science  (1975). Sosiologi berkembang pesat di Amerika Serikat seiring revolusi industri yang terjadi di masyarakat Amerika. Salah satu sosiolog Amerika Serikat yang terkenal adalah Talcott Parsons (1902- 1979). Salah satu teori yang sangat terkenal dari Talcott Parsons adalah fungsionalisme struktural. Berdasarkan teori ini, masyarakat terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan, memiliki fungsi dalam suatu sistem yang terintegrasi sehingga membentuk keseimbangan. Pandangan Talcott Parsons mengenai fungsionalisme struktural dipengaruhi oleh cara kerja organisme biologis. Bagi penganut teori fungsionalisme struktural, apabila terdapat konflik, ketegangan sosial maka berfungsi untuk menjaga keseimbangan.

  • Di Indonesia perkembangan pemikiran Sosiologi dapat disederhanakan secara implisit dan eksplisit. Secara alami dan implisit pemikiran Sosiologi dapat dilihat dari pemikiran para pujangga dan pemimpin Indonesia di masa lalu. Salah satunya adalah Wulang Reh karya Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta yang mengajarkan tata hubungan antara anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan yang berbeda-beda. Tokoh lainnya, Ki Hajar Dewantara, juga menyumbangkan konsep-konsep mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Keduanya membuktikan bahwa unsur-unsur sosiologi sudah ada, meskipun tidak murni sosiologi. Persinggungan masyarakat Indonesia dengan dunia barat, terjadi melalui zaman penjajahan Belanda. Pada zaman ini, banyak karya dari sarjana Belanda yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat kajiannya, misalnya Snouck Hurgronje, van Vollenhoven, dan Ter Haar yang menulis tentang keadaan sosial di Indonesia saat itu, walaupun demi kepentingan penjajahan. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtchogeschool) di Jakarta pernah menjadi satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang mengajarkan sosiologi di Indonesia sebelum akhirnya dihentikan pada tahun 1934-1935. 

  • Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada). Beliau memberikan kuliah dalam bahasa Indonesia, hal itu merupakan sesuatu yang baru karena sebelumnya kuliahkuliah diberikan dalam bahasa Belanda. Mulai tahun 1950, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mempelajari sosiologi secara khusus sebagai ilmu pengetahuan sehingga tidak hanya menjadikan sosiologi semakin berkembang di Indonesia, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sosiologi di Indonesia. Sosiologi semakin berkembang pesat ketika Selo Soemardjan sering melakukan penelitian di beberapa daerah di Indonesia, Prof Selo menjadi pendiri jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Kemasyarakatan (kini FISIP UI) dan melahirkan beberapa karya di bidang Sosiologi. Prof Selo dijuluki sebagai Bapak Sosiologi Indonesia. Buku-buku sosiologi karya orang Indonesia mulai bermunculan. Antara lain, Mr. Djody Gondokusumo menulis Sosiologi Indonesia (1946), Bardosono (1950) menerbitkan diktat sosiologi, dan Hassan Shadily, M.A. menyusun buku berjudul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang memuat bahan-bahan pelajaran sosiologi modern. Setelah itu, karya Selo Soemardjan, di antaranya Social Change in Yogyakarta (1962) yang sebenarnya adalah disertasi Selo Soemardjan saat memperoleh gelar doktor dari Cornell University. Isinya tentang perubahan-perubahan sosial di Yogyakarta sebagai akibat revolusi sosial politik pada waktu pusat pemerintahan di Yogyakarta. Selanjutnya, Selo Soemardjan bekerja sama dengan Soelaeman Soemardi menulis buku berjudul Setangkai Bunga Sosiologi (1964). Kemudian, Major Polak, seorang warga negara Indonesia bekas Pangreh Praja Belanda yang berkesempatan mempelajari sosiologi di Universitas Leiden di Belanda menerbitkan buku berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, dan Pengantar Sosiologi Pengetahuan Hukum dan Politik (1967). 

  • Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun