Mohon tunggu...
Alfina Ashari
Alfina Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Mencoba berbagai hal tak jarang membawa pada keberuntungan."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tahun Duka

4 September 2024   09:30 Diperbarui: 4 September 2024   09:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulitku terbakar,

Melepuh mengeluarkan cairan

Kisah lama di tahun 98,

Seperti luka bakar

bentuk dan rasa lukanya masih ada

Entah pribumi atau tionghoa,

Sakit itu sama-sama luar biasa

Ibu kehilangan anaknya,

Anak kehilangan bapak,

Perawan dan ibu hamil dirudapaksa

Tepat di hadapan ayah dan suaminya,

Entah setan dan iblis apa yang merasuki para pelaku

Padahal mereka sesama pribumi,

Sengkuni mana yang mengadu domba?

Jika kau tak percaya,

Kau bisa datang ke Surakarta

karena,

segala kericuhan selalu bermula di Surakarta

Surakarta, 24 April 2024

Puisi ini tercipta karena menilik dari tragedi 98 yang menyebabkan banyak korban, khususnya para perempuan Tionghoa yang menjadi korban rudapaksa. Dari kesaksian orang-orang yang melihat tragedi ini di Solo sangat mengerikan dan begitu sadis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun