Setelah ku datangi tempat-tempat yang pernah kau singgahi
Tak kutemukan kau di dalamnya
Suasana lengang dan mencekam
Akhirnya,
Ku datangi rumah yang kini kau tempati
Banyak pepohonan rindang dan bunga kamboja
Aku bersimpuh di sebelahmu
Air mataku mendahului kata-kata
Ku ceritakan keluh kesahku
Ketika aku mulai hidup tanpamu
Kau hanya diam tanpa jawaban
Tapi ku yakin
Kau mendengar
Maaf pak,
Jika aku tak seceria dulu
Kini putrimu tumbuh dengan tangisan
Puisi ini merupakan karya pertamaku yang masuk di 3 nominasi puisi terbaik tingkat nasional yang diadakan oleh mahirpuisi. hal ini juga pertama kalinya aku mencoba memberanikan diri untuk mengirim karyaku.
Karya ini saya dedikasikan untuk Alm. Bapak saya yang luar biasa, juga untuk para anak yang kehilangan Bapaknya. Baik dari segi peran atau kehadirannya. Cinta seorang bapak seringkali tak terlihat oleh kita, karena gengsi dan rasa ingin selalu terlihat gagah. Jangan untuk kita sebagai seorang anak menunjukkan cinta kepada orang tua.Â
Semoga puisi ini sedikit menghibur hati para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H