Mohon tunggu...
Alfina Winda C.
Alfina Winda C. Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Menyukai menulis terlebih cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkuat Moderasi Beragama, KKN UIN Walisongo Adakan Nobar di Desa Kertosari

4 Juni 2024   11:38 Diperbarui: 4 Juni 2024   11:46 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Sabtu (1/6/2024) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Reguler 82 Tahun 2024 posko 10 UIN Walisongo Semarang melangsungkan kegiatan nonton bareng di Gedung Serba Guna (GSG) Balai Desa Kertosari diikuti oleh karang taruna desa, anak-anak dan perangkat desa.

Disampaikan oleh Dewi selaku panitia acara, tujuan kegiatan nobar ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar pemuda dan memperkuat moderasi beragama di Desa Kertosari. 

Film yang berjudul "Merindu Cahaya de Amstel" ini menceritakan seorang gadis Belanda bernama Siti Khadija yang mengalami kesulitan sebelum bertemu dengan Nico. Pertemuan mereka bermula ketika Nico tak sengaja memotret gadis berhijab yang ternyata adalah Siti Khadija saat memotret di Museumplein. Dari sana mereka mulai berkenalan dan berteman.

Cerita tak hanya sampai di sana. Konflik dimulai ketika Nico sadar bahwa ia memiliki ketertarikan dengan Khadija, namun terhalang karena ia adalah seorang agnostik. Di saat yang sama, Nico harus memilih antara Khadija yang ia kagumi atau Kamala, teman Khadija yang membuatnya nyaman.

Film bergenre religi romansa ini menuai antusias dari para penonton. Hal ini terlihat dari beberapa kali mereka tertawa di beberapa scene salah satunya saat tokoh Joko, teman Nico, muncul dengan penampilannya yang khas.

Foto bersama menutup kegiatan nobar - Foto: KKN/Akbar
Foto bersama menutup kegiatan nobar - Foto: KKN/Akbar
Tegar sebagai salah satu wakil dari karang taruna memberikan kesan yang ia dapat setelah menonton film "Merindu Cahaya de Amstel" ini.

"Filmnya bagus, ngajarin kita untuk lebih meningkatkan sikap toleransi agama, kemudian juga saling tolong menolong."

Selanjutnya Tegar juga menyampaikan banyak terima kasih untuk mahasiswa KKN yang sudah mengadakan acara nobar moderasi beragama dan berharap untuk tidak kapok menyelenggarakan acara seperti ini lagi.

Film "Merindu Cahaya de Amstel" ini dipilih karena sejalan dengan tema yakni moderasi beragama. Selain itu, alur film ini dinilai menarik di kalangan remaja karena dilengkapi bumbu romansa oleh tokoh utama. Walaupun terdapat campuran alur romansa, film ini memiliki beberapa pesan religi yakni mempelajari ajaran Islam, senantiasa bertawakal kepada Allah SWT untuk setiap keputusan dan percaya dengan takdir yang sudah Allah SWT tetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun