Selain itu ia mulai menghilangkan hukum darurat militer seperti pada saat kejadian Trikora hal ini mulai berubah pada saat kejadian Dwikora. Kali ini posisi PKI lebih merusak dengan narasi akibat realisme barat dan menggerakkan massa untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing. Meskipun demikian PKI masih memiliki posisi yang tidak support dan dalam hal persenjataan dan masih sangat bergantung dari perlindungan Soekarno ketika kesehatan Soekarno semakin jatuh PKI semakin khawatir bahwa tanpa Soekarno Indonesia dapat mengambil alih pemerintahan dalam rangka mengantisipasi hal tersebut.Â
PKI membentuk biro khusus yang diketuai oleh untuk mengoleksi informasi mengenai gerak-gerik. Medan yang berhubungan dengan PKI dan menarik simpati Indonesia pada teori marxisme dan komunisme PKI juga menyarankan untuk angkatan kelima yang terdiri dari pekerja dan petani yang dipersenjatai proposal ini bahkan mendapat dukungan dari Republik Rakyat Tiongkok menjanjikan 100 ringan untuk mempersenjatai angkatan ke-5 namun ditentang oleh militer.Â
Hal yang memperkuat kedudukan PKI hal ini justru mempertajam persaingan antara keduanya ketegangan ini semakin meningkat ketika terdengar kabar dari biro khusus bahwa terdapat sebuah dewan Jenderal yang berupaya untuk melakukan kudeta pada tanggal 5 Oktober 1965.Â
Meskipun keberadaan dewan Jenderal tersebut masih dipertanyakan Hal inilah yang memicu G30S PKI ada beberapa versi akan Kejadian ini, kita semua sudah mendengar versi dimana PKI merespons kabar tersebut dengan membuatnya seolah-olah sebagai konflik internal dalam TNI dan menghentikan upaya dewan Jenderal tersebut dengan mempengaruhi bagian lain.Â
Dalam militer untuk menangkap mereka meskipun pada akhirnya upaya tersebut berakhir dengan bencana namun ada juga pakar sejarah seperti tadi yang menganggap bahwa kudeta tersebut memang lebih berasal dari konflik internal. Angkatan Darat khususnya dari divisi Diponegoro yang merasa ditelantarkan oleh pimpinan pemerintah pusat baik secara ekonomi maupun secara moral dan masih banyak perdebatan dan perdebatan yang tak kunjung terjawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H