Mohon tunggu...
Alfina Rosy Rivanda
Alfina Rosy Rivanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri dan NKRI

4 Desember 2022   05:51 Diperbarui: 4 Desember 2022   06:09 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SANTRI DAN INDONESIA

Tanggal 22 Oktober diperingati Sebagai hari santri nasional sejak tahun 2015 lalu. Santri memang menjadi simpul penting bagi perjalanan bangsa ini, bahkan kita para santri ini sudah dapat ditelusuri Jauh sebelum republik ini berdiri kelompok ini terlibat langsung dalam upaya merebut hingga mempertahankan kemerdekaan. 

Lalu seperti apa sejarah dan kiprah para santri di masa awal berdirinya republik ini perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tanpa berhenti setelah Soekarno dan Muhammad Hatta membacakan naskah teks proklamasi, pasalnya pada 29 september 1945 pasukan sekutu dalam hal ini tiba di Indonesia.  

Awalnya kedatangan pasukan di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison ini bertujuan untuk mengevakuasi interniran membebaskan tawanan perang hingga melucuti dan memulangkan tentara Jepang.  

Pasca kekalahan mereka di perang dunia ke-2 pemerintah Indonesia kalah itu mengizinkan Inggris untuk menjalankan misinya  Pemerintah berharap kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang baru diproklamasikan saat itu bisa mendapatkan pengakuan dari Sekutu sebagai pemenang perang dunia ke-2 sayangnya sikap terbuka Indonesia ini nyatanya dikhianati oleh sekutu. 

Pasalnya saat menjalankan misinya itu pasukan elite Forces Netherlands East indies AFNEI dan administrasi nikah kembalinya bala tentara Belanda ini lantas membuat masyarakat semakin Curiga dengan aktivitas sekutu para pemuda di berbagai daerah pun mulai bersiap mengangkat senjata, mengantisipasi kemungkinan terjadinya pertempuran melihat situasi negeri yang mulai memanas. 

Bung Karno lalu mengirimkan utusan ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur untuk menemui Datul ulama Kyai Haji Hasyim Asy'ari mengenai sejarah Kyai Haji Hasyim Asy'ari akan kita bahas di video berikutnya kedatangan utusan presiden ini bertujuan untuk meminta pendapat Kyai Haji Hasyim Asy'ari terkait situasi Negeri juga disebut turut mencurahkan kegunaannya. karena hingga bulan Oktober belum ada satupun negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Hal ini disebabkan oleh propaganda Belanda yang menyebarkan berita bahwa negara bentukan Soekarno dan Muhammad Hatta adalah negara boneka bentukan fasisme. 

Jepang menjawab kegalauan hati Bung Karno Cari lantas mengundang konsul konsul NU Jawa dan Madura untuk berkumpul di Surabaya pada tanggal 21 Oktober 1945 pertemuan yang digelar di markas Anton ada juga merupakan respons atas jatuhnya sejumlah daerah ke tangan Inggris dan Belanda keesokan harinya pada tanggal 22 Oktober 1945 pertemuan para Kyai dan santri tersebut menyepakati bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam.  

Kesepakatan ini kemudian dikenal dengan istilah resolusi jihad Dalam tulisannya yang berjudul NU tradisi relasi-relasi puasa pencarian wacana baru menyebut resolusi jihad merupakan pengakuan kalangan santri terhadap legitimasi pemerintah Republik Indonesia. 

Selain itu resolusi juga dimaknai sebagai kritik terhadap sikap pemerintahan yang dianggap terlalu pasif dalam menghadapi sekutu dan Belanda dalam waktu singkat resolusi yang diterbitkan PBNU ini menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dari masjid ke masjid tersiar seruan jihad yang disambut gegap Gempita oleh masyarakat Surabaya Pertempuran besar 10 November 1945 yang diawali dengan perlawanan rakyat Surabaya terhadap pasukan Brigade 49 Terhadap pasukan Brigade 49 sekutu pimpinan Brigjen a.w.s. 

Mallaby adalah salah satu dampak yang langsung teratas dari resolusi jihad tersebut menurut Catatan sejarah perlawanan ini dilatarbelakangi oleh kemarahan masyarakat terhadap provokasi-provokasi sekutu yang menduduki objek-objek vital di Surabaya, seperti lapangan terbang Tanjung Perak, kantor radio surabaya, pusat kereta api, hingga menyerobot kantor polisi RI dan penjara Bubutan kegeraman rakyat semakin memuncak ketika pesawat Inggris menyebarkan pamflet berisi ultimatum yang meminta masyarakat dan pemuda untuk menyerahkan senjata mereka kepada sekutu mereka juga mengancam akan menghukum mati siapaYang melanggar ultimatum tersebut.  

Perlawanan rakyat Surabaya terhadap pasukan awet Mallaby terjadi selama tiga hari penuh dalam pertempuran ini banyak kaum santri dan pengikut NU yang terlibat dalam pertempuran di Jembatan Merah Wonokromo Waru Buduran dan daerah-daerah lain di Surabaya pertempuran ini berakhir dengan kemenangan besar rakyat Surabaya Pertempuran ini juga menewaskan Brigjen a.w.s. Mallaby hingga hari ini kematianmu lebih masih diselimuti misteri dalam tulisan yang berjudul Brigadir Jenderal Inggris itu tewas ditembak oleh seorang pemuda Surabaya dari jarak dekat sementara D Sawi dalam bukunya yang berjudul pertempuran Surabaya November 1945 mengatakan, a.w.s. Mallaby tewas akibat tembakan salah sasaran dari salah satu prajurit nya sendiri, yang jelas tewas nya a.w.s. Mallaby ini bukanlah akhir dari perjuangan rakyat Surabaya Pertempuran 3 tersebut memicu terjadinya pertempuran lebih besar yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945 di Story episode resolusi jihad yang diterbitkan pp-mu katanya memiliki dampak yang cukup signifikan di hari-hari berikutnya. 

Pasca pertempuran 3 hari di Surabaya kembali digelorakan di acara Muktamar umat Islam Indonesia yang diselenggarakan partai Masyumi di Yogyakarta pada 7 sampai 8 November 1945. 

Selain menandai beralihnya orang masing-masing partai politik pertama di Yogyakarta ini juga menganjurkan program perjuangan yang antara lain terealisasi dalam pembentukan pasukan non reguler bernama pasukan Sabilillah dipimpin oleh tokoh bernama Kiai Haji Maskur yang menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun 1947 sampai 1949 berbeda dengan yang dibentuk atas kerjasama Jepang dan para Kyai Laskar Sabilillah Tak memiliki asal-usul latihan militer dan organisasi ini terbentuk secara sporadis dan dipimpin oleh para Kyai Desa meski begitu keduanya sama-sama berperan dalam pertempuran pertempuran besar 10 November atas peran dari Revolusi Cina tersebut untuk menetapkan hari santri nasional pertama kali dibahas lagi pada tahun 2015. wacana ini berawal dari janji politik Presiden Joko Widodo saat berkampanye pada pemilu 2014 awalnya pemerintah membutuhkan hari santri Nasional diperingati setiap 1 Muharram dalam sistem penanggalan Islam, akan tetapi usulan itu ditolak oleh PBNU akhirnya melalui Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 Pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai hari nasional dari aspek politik yang menyertainya resolusi jihad yang menjadi cikal bakal diresmikannya hari santri pada 22 Oktober menjadi simpul penting yang membangkitkan semangat nasionalisme kaum santri. keterlibatan kaum sarungan dalam pertempuran 3 hari di Surabaya juga menjadi bukti adanya pertalian antara jihad Membela tanah air dan membela agama dalam usaha mempertahankan kemerdekaan banyak diungkap dalam perang Revolusi Indonesia maka dari itu peringatan Hari santri setiap 22 Oktober ini dapat dijadikan momentum untuk mengingat kembali makna resolusi jihad dan kontribusi dalam tegaknya Republik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun